"Itu tidak mungkin (dilakukan)," kata Prokoshev (70) tentang muatan kargo ekstra tersebut.
"Itu bisa menghancurkan seisi kapal dan saya berkata tidak," katanya kepada Reuters melalui telepon rumahnya di Sochi, Rusia.
Kapten dan pengacara untuk beberapa kreditur menuduh majikan sengaja meninggalkan kapal dan membiarkannya ditahan.
Beberapa bulan kemudian karena alasan keamanan, muatan amonium nitrat diturunkan dan disimpan di gudang dermaga.
Pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat, timbunan itu terbakar dan meledak tidak jauh dari area permukiman kota.
Ledakan dahsyat itu menewaskan sedkitnya 145 korban jiwa dan melukai 5.000 orang. Lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, karena bangunan-bangunan kini rata dengan tanah.
Seandainya tidak mengambil kargo tambahan, kapal itu mungkin bisa beranjak dari Beirut.
Mandor kapal asal Ukraina, Boris Musinchak menceritakan, para anak buah kapal (ABK) sudah menaruh muatan alat-alat berat termasuk ekskavator dan penggiling jalan, di atas pintu ke palka kargo yang menyimpan amonium nitrat di bawahnya.