Find Us On Social Media :

Lebanon Baru Alami Ledakan Besar, Rupanya Kondisi Negara Itu Sangat 'Semrawut': Inflasi Tinggi Sampai Mata Uangnya Remuk Bubuk, Harga Makanan Pokok Mahal, 'Semua Kacau!'

By Maymunah Nasution, Rabu, 5 Agustus 2020 | 14:59 WIB

Ledakan di Beirut Lebanon

"Sebaliknya, itu adalah saat ketika dukungan konkret harus diberikan kepada mayoritas rakyat Lebanon yang putus asa, miskin, dan kelaparan di seluruh negeri," jelas Kubitsch.

Kerusuhan berlanjut pada bulan Juni, saat warga Lebanon memblokir jalan dengan membakar ban dan tong sampah di Beirut dan kota-kota lainnya Kamis (11/6/2020).

Ini merupakan aksi protes baru yang dipicu oleh penurunan dalam mata uang pound dan meningkatnya kesulitan ekonomi.

Reuters memberitakan, nilai tukar pound merosot ke sekitar level 5.000 terhadap dollar AS pada hari Kamis dan telah kehilangan 70% nilainya sejak Oktober.

Baca Juga: Dari Gudang Senjata Meledak, Senjata Hizbullah, hingga Serangan Israel, Muncul Berbagai Spekulasi di Balik Ledakan Beirut, Lebanon

Kondisi ini terjadi ketika Lebanon terjungkal ke dalam krisis keuangan yang dipandang sebagai ancaman terbesar bagi stabilitas sejak perang saudara 1975-90.

Dari kota Tripoli di utara hingga ke kota Sidon di selatan, warga Lebanon meneriakkan kata-kata melawan elite politik dan membakar ban di jalan-jalan utama di seluruh negeri dalam kerusuhan paling luas sejak lockdown virus corona yang diberlakukan pada pertengahan Maret.

"Kami tidak mampu makan atau membayar sewa atau semacamnya, jadi kami akan tinggal di sini sampai nilai dollar turun dan kami mendapatkan semua tuntutan kami," kata Manal, seorang pengunjuk rasa di Beirut tengah seperti yang dikutip Reuters.

Menurut keterangan saksi mata, para pengunjuk rasa di Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon, melemparkan bom molotov ke sebuah gedung bank sentral, membakarnya dan mendorong pasukan keamanan untuk menembakkan gas air mata.

Baca Juga: Dipastikan Selamat dari Ledakan di Beirut, Personel TNI Anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL Siap Bantu Warga Lebanon, 'Mereka Datang dengan Misi Perdamaian'