Find Us On Social Media :

Covid Hari Ini 4 Agustus 2020: Dari Kalung Anti Corona Sampai Ucapan Ngawur Influencer, Borok Penanganan Covid-19 di Indonesia Sampai Jadi Sorotan Media Asing

By Maymunah Nasution, Selasa, 4 Agustus 2020 | 19:44 WIB

Anji hingga Jerinx masih percaya virus corona sebagai konspirasi elit global.

Artikel tertanggal 31 Juli 2020 itu juga menyoroti kalung anti corona dari Kementan, dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang mengklaim telah menemukan obat corona berbahan dasar arak.

"Yang disebut influencer dan pakar gadungan juga mendorong penyembuhan cara mereka sendiri dan misinformasi di media sosial Indonesia, termasuk rumor yang beredar luas thermo gun dapat menyebabkan kerusakan otak," tulis New York Times.

"Seiring Indonesia yang kekurangan lahan karena pandemi, pemerintah mengalami kesulitan untuk menyampaikan pesan berbasis ilmiah yang konsisten tentang virus corona dan penyakit yang ditimbulkannya, Covid-19," lanjut artikel yang ditulis Richard C Paddock tersebut.

Kepercayaan warga terhadap agamanya masing-masing juga tak lepas dari fenomena yang disorot New York Times.

Baca Juga: Obati Biduran dengan Mengikuti Diet Rendah Histamin, Mau Coba?

"Di Pulau Lombok, seorang pejabat tinggi menyarankan niqab, kerudung longgar dalam Islam yang dikenakan perempuan, sama efektifnya dalam mencegah penyebaran virus seperti masker wajah yang ketat," tulis New York Times.

Borok lain yang diumbar media berusia 168 tahun itu adalah keengganan orang Indonesia memakai masker.

Mengutip data pemerintah, New York Times melaporkan sekitar 70 persen orang bepergian tidak memakai masker dan mengabaikan social distancing, juga sering berkerumun di toko-toko dan pasar-pasar, lalu nongkrong di kafe dan restoran.

WHO menyebut maraknya misinformasi ini sebagai "infodemic", dan New York Times menyebut situasi yang terjadi di Indonesia ini serupa dengan di Kenya bahkan Amerika Serikat.

Baca Juga: Jangan Melulu Pikirkan Resesi Ekonomi, PBB Peringatkan Dunia Akan Ada Malapetaka Generasi di Sektor Pendidikan: 'Membuat Mereka Aman Masuk Kelas Adalah Prioritas Utama'