Advertorial
Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan agar sekolah dibuka kembali dalam waktu dekat.
Bahkan Trump sampai mengancam pihak sekolah yang tidak mau membuka kembali sekolah dengan tidak memberikan dana bantuan.
Padahal ASmasih dihantui pandemi virus corona (Covid-19).
Di mana AS memiliki 4,8 juta kasus positif Covid-19 yang tersebar di seluruh negara bagian.
Serta memiliki 158.000 kasus kematian, paling tinggi di antara negara lain di seluruh dunia.
Menurut Trump, ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan selama di sekolah.
Salah satunya dengan melakukan tes swab terlebih dahulu sebelum para siswa, guru, dan staf sekolah kembali sekolah.
Oleh karenanya, sejumlah staf sekolah melakukan tes swab.
Hasilnya? Sungguh di luar dugaan!
Dilansir darinbcnews.com pada Selasa (4/8/2020), sekitar 260 staf sekolah di distrik sekolah terbesar di Georgiadinyatakan positif terkena virus Corona pada Senin kemarin.
Akibatnya, seluruh staf sekolah diisiolasi. Bahkan beberapa lainnya dirumahkan untuk sementara waktu.
Sloan Roach, juru bicara Gwinnett County School District,tidak mengatakan bahwa apakah 260staf sekolah itu merupakan seluruhstaf sekolah yang sakit selama pandemi atau tidak.
Tetapimereka memiliki sekitar 180.000 siswa di wilayah Metro Atlanta.
Dan semuanya masih belajar dari rumah.
"Itu adalah jumlah terbaru dan kami terus melaporkannya setiap hari agar mereka bisa kembali bekerja," kata Roach dalam email.
Roach menambahkan, melalui pelacakan kontak (tracking), mereka telah menentukan sebagian besar kasus berasal daripenyebaran masyarakat.
"Mengingat jumlah kasusCovid-19di Gwinnett, kami berharap melihat positif di antara karyawan kami," kata Roach.
Diketahui wilayah itu memiliki jumlah kasus terbesar keduadi Georgia.
Tercatat hampir ada18.000 kasus sejak awal pandemi dimulai.
Dan angkanya bertambah 4.000 kasus hanya dalam dua minggu terakhir.
Sementara 240 orang di Gwinnett telah meninggal karena virus corona.
Di Negara Bagian Gerogia sendiri, angka kasus virus hampirmendekati 200.000 kasus dan 4.000 kematian.
Inilah yang membuat beberapa sekolah enggan membuka kembali sekolah karena tingginya risiko penyebaran virus corona.