Advertorial
Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, Korea Selatan disebut sebagai salah satu negara yang mampu menekan angka penyebaran virus corona (Covid-19).
Bahkan apa yang dilakukan di negara ini diikuti oleh negara lain.
Melihat hal ini, pemerintah Korea Selatan pun sepakan untuk emmbuka kembali sekolah.
Namun hasilnya sungguh di luar dugaan.
Dilansir dari thesun.co.uk pada Minggu (31/5/2020), pembukaan kembali sekolah secara bertahap di Korea Selatan dimulai pada hari Rabu lalu.
Di mana mereka menerapkan langkah-langkah penjagaan sosial yang ketat serta tes suhu.
Namunhanya berselang tiga hari setelah Korea Selatan membuka kembali sekolah dan mengizinkan para siswa kembali ke sekolah, mereka menutup kembali sekolah.
Hal ini karena ketika jutaan anak kembali ke sekolah, dilaporkan ada 176 kasus virus corona barudalam tiga hari terakhir.
Setelah melihat lonjakan kasus baru,pemerintah setempat telah mengumumkan penutupan 251 sekolah di kota Buncheon.
Sementara ibu kota Seoul telah menunda pembukaan kembali 117 sekolah.
Pemerintah Korea Selatan juga kembali menerapkan aturan menjaga jarak sosial selama dua minggu ke depan.
Menteri Kesehatan Park Neung Hoo juga telah mendesak perusahaan untuk kembali menerapkan jam kerja yang fleksibel bagikaryawan.
"Kami telah menutup tempat-tempat umum dan kembalimenerapkan tindakan karantina di wilayah metropolitan Seoul selama dua minggu mulai besok hingga 14 Juni."
"Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan."
"Kita harus kembali ke jarak sosial kareka kita telah gagal."
Tak hanya di Korea Selatan, peningkatan kasus-kasus virus corona baru juga terjadi di Inggris yang juga membuka kembali sekolah pada Senin lalu.
Takut gelombang kedua
Sejauh ini, Korea Selatan telah dianggap berhasil dalam menangani pandemi virus corona.
Mereka melibatkan rapid test dan melacak dengan cepat orang-orang yang terkait.
Hingga hari ini, KoreaSelatan hanya mencatat 269 kasus kematian dari11.402 kasus positif.
Sangat jauh dibanding daripada negara-negara di Eropa atau Amerika Serikat.
Meski begitu, mereka tetap khawatir terkait gelombang kedua.
Sehingga menutup kembali sekolah dan tempat umum adalah jalan terbaik.