Find Us On Social Media :

Terus-menerus Alami Kekeringan, Masyarakat Timor Leste Harus Ubah Sinar Matahari Jadi Air Bersih, Begini Cara Kerjanya

By Mentari DP, Selasa, 4 Agustus 2020 | 10:20 WIB

ilustrasi air.

Intisari-Online.com - Timor Leste punya masalah kekeringan yang panjang.

Oleh karena itu, negara ini akan membuat sebuah teknologi baru.

Di mana mereka akan mengubah sinar matahari menjadi air.

Bagaimana cara kerjanya?.

Baca Juga: Bukan dari Kelelawar, 2 Negara Eropa Ini Laporkan Virus Corona Mungkin Menyebar dari Hewan Langka Ini, Langsung Buat Mereka Dibantai Tanpa Ampun!

Dilansir dari channelnewsasia.com pada Selasa (4/8/2020), penduduk dari desa Akrema di pulau terpencil Atauro belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya

Di mana ada 40 hidropan berderet, miring ke langit, lalu melakukan proses misterius untuk memberi mereka komoditas yang sangat mereka butuhkan, yaitu air bersih.

Teknologi ini disebut 'Source' yang berarti 'sumber'.

 

Baca Juga: Sekolah Mau Dibuka Kembali, Justru 260 Staf Sekolah Terbesar di Wilayah Ini Positif Covid-19, Langsung Buat Sekolah Ditutup Lagi dan Semua Orang Dirumahkan

Source dirancang oleh perusahaan Amerika Zero Mass dan bertujuan untuk menghasilkan air minum berkualitas tinggi murni dari sinar matahari dan udara.

Tanpa menghubungkan ke jaringan listrik, teknologi ini menggunakan energi matahari untuk membentuk kondensasi di panel, yang secara perlahan mengumpulkan dan mengalirkan selang ke desa di bawahnya.

"Ini seperti keajaiban," kata Adap Coreia, seorang warga desa setempat dan pengawas proyek di Akrema.

“Ini adalah sesuatu yang baru bagi kami dan kami sangat bersemangat."

 

"Itu benar-benar mengejutkan kami karena tempat lain di Atauro juga tidak punya air."

"Tapi kami senang pemerintah memilih tempat ini. ”

Teknologi ini adalah jenis inovasi yang diluncurkan di masyarakat di seluruh dunia yang menderita kekurangan air yang parah, karena efek perubahan iklim.

Negara-negara pulau yang terbelakang seperti Timor-Leste berisiko besar kehabisan air.

 

Baca Juga: Hanya Gunakan Layang-layang dan Kondom, Militan Palestina Sukses Buat Tentara Israel yang Dikenal Hebat Kewalahan, hingga Kerahkan Sniper Andalan Mereka 

 

 

Alasannya karena curah hujan menurun, konsistensi hujan bervariasi, dan muka air tanah menjadi kering atau terkontaminasi oleh kenaikan permukaan laut.

Dengan dana dari Conservation International (CI), proyek hidropanel ini membutuhkan dana sebesar 200.000 US Dollar dan diluncurkan di dua desa di Atauro tahun lalu.

Ini dimaksudkan untuk memberi setiap desa dengan 200 liter air tawar setiap hari atau 5 liter per panel.

Teknologi ini relatif baru di Asia Tenggara, dengan sejumlah kecil proyek yang ada di Indonesia, Filipina dan di Kranji di Singapura.

Akrema memang dikenal sebagai tempat yang kekurangan air.

Dulu, para wanita  mengumpulkan air dari sumur payau di pusat desa.

Tapi hanya bisa digunakan untuk mencuci, tidak untuk memasak atau minum.

"Selama musim kemarau yang panjang, sangat sulit untuk mengakses air - untuk air minum, untuk hewan dan juga makanan," kata Coreia.

“Dulu kami hanya menggunakan air yang dikumpulkan di tangki dari hujan."

"Oleh karenanya proyek ini membuat kami sangat senang karena memberi kami pilihan lain."

 

Baca Juga: Semakin Kisruh di Laut China Selatan, Negara-negara Ini Ternyata Punya Nyali Besar dan Siap Angkat Senjata Lawan China

“Jika Anda berbicara tentang perubahan iklim, itu benar-benar memengaruhi aktivitas kami."

"Seperti memancing, pertanian kami, dan memelihara hewan."

"Contoh ketika sedang musim jagung, mereka tidak dapat tumbuh dengan baik."

"Karena tidak cukup air dan beberapa kelapa yang kita tanam mati karena terlalu panas," katanya.

Seperempat populasi Timor-Leste, sekitar 350.000 orang, memang sudah mengalami kelangkaan air.

Selain masalah air, negara ini juga memiliki masalah senyawa air yang terkait dengan makanan, kesehatan dan keamanan.

Baca Juga: Kemarin Saling Bermusuhan dan Ancam Berperang, Tiba-tiba China dan Taiwan Bersatu untuk Menyerang Jepang Secara Besar-besaran, Ada Apa?