Pihak berwenang sebutkan jika penipuan "tipe call center" dilakukan di lepas pantai, sehingga sulit untuk dilacak.
Biasanya melibatkan penipu berpura-pura dari Kedutaan Besar China atau lembaga resmi lainnya.
Mereka menelepon korban dan mengabarkan jika mereka sedang dalam bahaya atau menghadapi ancaman lain.
Penipu itu biasanya menggunakan bahasa Mandarin, kemudian menuntut para mahasiswi membayar denda untuk hindari penangkapan atau deportasi.
Mahasiswa yang tidak mengerti bahasa Mandarin biasanya akan langsung menutup teleponnya, tetapi mahasiswa China akan merespon dengan bahasa Mandarin.
Pada beberapa kasus, ada mahasiswi yang juga diyakinkan untuk menghubungi keluarga dan teman dekat mereka lewat aplikasi WeChat.
Kemudian mereka menyewa kamar hotel dan memalsukan situasi penyekapan untuk memeras keluarga korban penipuan.
Ada seorang ayah mahasiswi sampai sudah membayar lebih dari 2 juta Dolar Australia, sebelum menerima video anaknya disekap dan diikat di lokasi tidak dikenal.