Advertorial
Intisari-Online.com -Hubungan antara AS dan China semakin memburuk saja, apalagi setelah keduanya saling membalas penutupan konsulat.
China diminta AS menutup konsulatnya di Houston, sebagai balasan AS diminta China untuk menutup konsulatnya di Chengdu.
Konflik kedua negara pun semakin merambat ke negara-negara lain pula.
Amerika Serikat ( AS) dan Australia pada Selasa kemarin (28/7/2020) mengatakan bahwa mereka akan memperluas kerja sama militer di tengah meningkatnya tensi dengan China.
"AS tahu ancaman yang dihadapi Anda dan oleh dunia. Dan AS mendukung Anda dalam ikatan aliansi kami, yang tidak bisa dirusak," ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo selama konferensi pers bersama, sebagaimana dikutip media Perancis AFP.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Mark Esper memuji partisipasi 5 kapal perang Australia pekan lalu dalam latihan dengan armada Kapal Induk AS dan Kapal Perusak Jepang di Laut Filipina.
"Latihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan sistem senjata, tetapi juga mengirim sinyal yang jelas ke Beijing bahwa kita akan terbang, kita akan berlayar dan kita akan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan dan mempertahankan hak-hak sekutu dan mitra kita untuk melakukan hal yang sama," kata Esper.
Selain mereka, Menteri Pertahanan Australia, Linda Reynolds mengatakan bahwa 2 negara (AS-Australia) akan membangun hubungan di banyak bidang pertahanan termasuk bidang hipersonik, elektronik dan yang berbasis ruang angkasa.
Kerja sama akan "menguatkan kemampuan kita bersama dalam berkontribusi pada keamanan regional dan mencegah perilaku adu-domba di wilayah kita," imbuh Reynolds.
Dalam sebuah pernyataan bersama, para menteri tersebut mengatakan mereka telah mendiskusikan soal perluasan operasi di kota Darwin, Australia Utara di mana Marinir AS telah berotasi sejak 2012 lalu di bawah gagasan mantan presiden AS Barack Obama.
AS akan membangun cadangan bahan bakar militer di Darwin dan pihak sekutunya akan mempertimbangkan latihan di sana dengan negara-negara yang sepaham seperti Jepang dan India misalnya.
Padahal, Australia sendiri pada tahun lalu diketahui pernah mengatakan tidak akan menjadikan tempat itu sebagai pangkalan untuk rudal jarak menengah AS, yang secara luas dipandang sebagai cara untuk menargetkan China.
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper ketika ditanya soal apakah Australia telah melakukan uji coba terhadap rudal-rudal itu, dia menjawab bahwa sekutunya itu memiliki "rangkaian lengkap akan kemampuan dan strategi yang kami anggap dapat diluncurkan bersama di tahun-tahun mendatang."
Miranti Kencana Wirawan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Targetkan China, AS dan Australia Cari Kerja Sama Militer Baru"