Find Us On Social Media :

Jika Kepala Negara Ingin Pandemi Cepat Berakhir, Tiga Syarat Ini yang Menurut Ilmuwan Harus Dilakukan, Sudahkan Terjadi di Indonesia?

By Khaerunisa, Sabtu, 25 Juli 2020 | 08:59 WIB

Ilustrasi virus corona.

Baca Juga: Cukup 30 Detik dengan Akurasi 85%, Alat Tes Covid-19 Buatan Israel Ini Disebut akan Ubah 'Peta Permainan' Penanganan Virus Corona

Menurut model tersebut, bahkan jika pemerintah dan publik lambat, tetapi pada akhirnya mengubah perilaku dan sadar, upaya itu dapat mengurangi jumlah kasus.

Jika pemerintah menerapkan penutupan wilayah lebih awal (lockdown), tetapi tidak ada yang mengambil langkah-langkah perlindungan pribadi tambahan, ini akan menunda tetapi tidak mengurangi puncak dalam kasus.

Intervensi tiga bulan akan menunda puncaknya, paling banyak, tujuh bulan, studi ini menemukan.

Jika pemerintah menerapkan peraturan keras mengenai pemakaian masker, kewajiban mencuci tangan serta menjaga jarak sosial yang juga dikombinasikan dengan kesadaran tentang penyakit.

Baca Juga: 'Peduli' Dengan Kesehatan Raja Salman, Donald Trump Menelepon Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Tapi Pembicaraan Tidak Sampai di Situ Saja

Ditambah langkah-langkah kesadaran pribadi, puncak pandemi Covid-19 dapat dikurangi, bahkan setelah aturan pemerintah soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan.

"Selain itu, efek kombinasi tindakan untuk diri sendiri (self-imposed) bisa jadi tambahan. Secara praktis, itu berarti bahwa SARS-CoV-2 (virus corona) tidak akan menyebabkan wabah besar di negara di mana 90% populasi mengadopsi cuci tangan, pakai masker dan jarak sosial yang efisien sebesar 25%," tulis para peneliti.

Bahkan dengan jarak sosial yang ditentukan sendiri, kontak dengan orang lain mungkin tidak sepenuhnya bisa dihindari.