Baca Juga: Ramai Penipuan Berkedok Pacar Online, Kenali Ciri-Ciri Akun Palsu
Sejauh ini uji coba yang sudah dilakukan berhasil menujukkan tingkat akurasi sampai 85%. Jika angka positif ini terus berlanjut, maka alat ini bisa langsung masuk ke tahap persetujuan dari regulator sebelum akhirnya diterjunkan ke masyarakat.
Selain bisa menunjukkan hasil dengan sangat cepat, alat ini juga diklaim memiliki biaya produksi yang relatif murah. Kepada AFP, Gavriely mengatakan bahwa alat ini kemungkinan memiliki harga kurang dari US$10 untuk satu kali tes.
Dengan harga yang murah itu, pemerintah bisa menghemat dana cukup besar dalam upaya melakukan tes virus corona secara luas pada penduduk.
Kepala Direktorat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Israel, Daniel Gold, meyakini bahwa alat baru ini bisa menjadi "game-changer" dalam upaya melawan wabah corona. Bukan hanya bagi Israel, tapi juga bagi semua negara.
Menghadapi wabah ini, Israel bisa dibilang sudah melakukan langkah yang cukup cepat dan berhasil mengurangi angka penularan sejak awal Mei.