Find Us On Social Media :

Tiba-tiba Bilang Ingin Cerai, Kim Kardashian Sebut Kanye West Idap Gangguan Bipolar: Ternyata Penderita Bipolar Itu Cenderung Pintar

By Mentari DP, Jumat, 24 Juli 2020 | 11:10 WIB

Kanye West dan Kim Kardashian.

Intisari-Online.com - Kabar mengejutkan datang dari selebritas dunia, Kanye West dan Kim Kardashian.

Secara mengejutkan, rapper tersebut menyampaikan keinginannya untuk menceraikan Kim.

Belum selesai soal kasus perceraian, Kim lalu menjelaskan apa yang dilakukan Kanye karena gangguan bipolar yang diidapnya.

Dilansir dari kompas.com pada Jumat (24/7/2020), Kim Kardashian membahas gangguan bipolar Kanye, serta meminta orang-orang agar berbelas kasih dan empati.

Baca Juga: 5 Gejala Penyakit GERD pada Ibu Hamil, Begini Cara Mengatasinya

"Siapa pun yang mengalami hal ini atau orang terkasih dalam hidupnya yang mengidapnya, tahu betapa rumit dan menyakitkan hal ini untuk dimengerti," kata Kardashian dalam akun Instagram pribadinya.

Apa itu bipolar?

Bipolar merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya perubahan suasana hati atau mood.

Gangguan bipolar muncul dalam periode tertentu dan sering kali tidak disadari penderitanya.

"Bipolar itu gangguan mood swing (perubahan mood).”

Baca Juga: Katanya Dunia Dilanda Krisis Ekenomi, Tapi Kekayaan Jeff Bezos Malah Meningkat Rp190 Triliun Hanya dalam Sehari

“Dibilang "Bi", itu maksudnya dua kutub, yaitu mood manik dan depresi," ujar dokter spesialis kedokteran jiwa dari RSPP, Endah Ronawulan dalam seminar Bipolar Mind, Stop, Think, and Understand di Jakarta pada Rabu (30/3/2016).

Cenderung pintar

Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda satu dengan yang lain.

Kelebihan juga berlaku pada penderita gangguan bipolar.

Menanggapi kelebihan ini, psikiater dr. Nurmiati Amir Sp.KJ (K) mengatakan, penderita gangguan bipolar memang punya kecenderungan pintar.

“Penderita bipolar memiliki episode yang disebut hipomanik. Saat inilah biasanya dia menjadi lebih pintar,” katanya.

Episode hipomanik, kata Nurmiati, merupakan rangkaian episode pada gangguan bipolar seperti halnya manik dan depresi.

Rangkaian episode ini merupakan gangguan mood yang menjadi ciri khas penderita bipolar.

Rangkaian episode terus berganti setiap harinya dengan durasi yang berbeda pada setiap penderita.

Episode hipomanik ditandai dengan kreativitas yang luar biasa, bahkan terlihat berlebihan dibanding orang lain pada umumya.

Namun ide kreatif ini masih dapat diwujudkan dan realistis kendati di luar kebiasaan.

Baca Juga: Mengaku Tak Tahu Siapa Ayahnya, Ibu Ini Tega Jual Bayinya Sendiri Seharga Rp3 Juta, 'Punya 3 Anak, Tapi 2 Sudah Dijual ke Orang Lain'

 

Hal ini bertolak belakang dengan episode manik yang ditandai munculnya ide yang sangat tidak realistias dan berlebihan.

Episode manik bahkan menyebabkan penderitanya merasa bangga diri.

“Hipomanik masih dalam tahap kewajaran.”

“Sedangkan manik sangat berlebihan hingga penderita tampak berlimpah energi, sampai merasa tidak perlu tidur,” kata Nurmiati.

Hipomanik sendiri merupakan episode khas bipolar tipe 2.

Gangguan bipolar tipe 2 umumnya muncul pada usia 15-24 tahun.

Sayangnya, orangtua dan lingkungan umumnya luput memperhatikan gejala ini.

Hal ini dikarenakan orangtua dan lingkungan kerap merasa penderita memang pintar.

Jika penderita sedang tidak dalam episode hipomanik, maka keadaan tersebut dianggap biasa saja.

“Siapa yang tidak bangga bila punya anggota keluarga pintar?"

"Kalaupun kemudian diketahui, beberapa penderita dan anggota keluarga menolak pengobatan karena merasa baik-baik saja.”

“Padahal bila ditangani sejak dini, kemungkinan untuk pulih semakin besar,” ungkap Nurmiati.

Diagnosa pada usia muda juga memudahkan deteksi bipolar, dibanding pada usia tua yang kerap serupa dengan skizofrenia atau depresi unipolar.

Hal ini dikarenakan, gangguan bipolar tidak mempengaruhi kemampuan kogitif sehingga seseorang masih bisa berprestasi.

Baca Juga: China Ketar-ketir, 5 Kapal Perang Australia Dekati Tempat Latihan AS dan Jepang di Laut China Selatan, Konfrontasi Dimulai?

 

Kondisi ini jelas berbeda dengan gangguan skizofrenia.

“Penderita skizofrenia akan mengalami penurunan kemampuan kognitif, hingga akhirnya tidak melanjutkan pendidikan."

"Sementara penderita bipolar masih bisa berkreasi,” ujar Nurmiati.

Penanganan sedini mungkin, kata Nurmiati, mencegah kekambuhan semakin kerap terjadi.

Sehingga penderita bisa lebih nyaman dan menjaga kualitas hidupnya.

Tentunya pengobatan ini harus didukung lingkungan dan keluarga, yang menyediakan suasana kondusif bagi kesembuhan penderita.

“Karena itu perhatikanlah anggota keluarga dekat yang seolah memiliki loncatan mood.”

“Jangan merasa baik-baik saja hanya karena dia pintar atau kreatif.”

“Penaganan sejak dini usia muda sekaligus menutup kemungkinan perubahan tipe menjadi bipolar 2 hingga mixed type saat usia tua,” tandas Nurmiati.

(Rosmha Widiyani)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penderita Bipolar Biasanya "Pintar"?")

Baca Juga: Kemarin Saling Bermusuhan dan Ancam Berperang, Tiba-tiba China dan Taiwan Bersatu untuk Menyerang Jepang Secara Besar-besaran, Ada Apa?