Penulis
Intisari-Online.com - Pada awal tahun 2020 kemarin, terjadi ketegangan di Laut China Selatan.
Hal ini dikarenakan pemerintah China mengklaim 80% dari wilayah Laut China Selatan adalah milik mereka.
Sehingga negara lain tidak boleh masuk sembarangan.
Klaim China lantas membuat negara seperti Vietnam, Malaysia, dan Indonesia tidak setuju.
Ketegangan semakin memanas setelah Amerika Serikat (AS) yang bersekutu dengan beberapa negara ikut terlibat.
Sampai Jepang, Inggris, dan Rusia pun mulai ikut serta.
Nah, dilaporkan Australia juga mulai unjuk gigi di Laut China Selatan.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Kamis (23/7/2020), Angkatan LautChina dan kapal perang Australia terlibat dalam pertikaian.
Kejadian itu terjadi pekan lalu setelah konfrontasi di Laut Cina Selatan.
Dilaporkan kapal-kapal perang milik Australia berlayar dekat dengan Kepulauan Spratly.
Padahal Kepulauan Spratly diklaim oleh beberapa negara seperti China, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Beberapa kapal perang Australia yang ada di Laut China Selatan antara lainHMAS Canberra, HMAS Hobart, HMAS Stuart, HMAS Arunta, dan HMAS Sirius.
Kelima kapal perang itu disebutkan sedang melakukan latihan di kawasan itu menjelang pertandingan perang militer di lepas pantai Hawaii dengan AS dan Jepang.
"Interaksi yang tidak direncanakan dengan kapal perang asing di seluruh penyebaran dilakukan dengan cara yang aman dan profesional," kata juru bicara Menteri Pertahanan Australia dalam sebuah pernyataan.
"Australia berkomitmen untuk kawasan Indo-Pasifik yang aman, terbuka, makmur, dan tangguh."
"Kami secara rutin bekerja dengan mitra regional untuk mengatasi tantangan keamanan bersama."
"Kegiatan yang dilakukan selama penyebaran ini adalah kegiatan rutin."
"Serta bagian dari keterlibatanmiliter Angkatan Pertahanan Australia di seluruh Indo-Pasifik."
"Ini dilakukan setiap tahun."
Namun nampaknya China tidak senang dengan keterlibatan Australia.
Apalagi melihat hubungan kedua negara memanas setelah Australia menuduh China soal virus corona.
Dan berujung aksi boikot dari China terhadap warga Australia.
Tidak hanya Australia, China juga pernah menuduh Amerika Serikat (AS) menganggu wilayah mereka di Laut China Selatan.
Hal ini setelahdua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan dikirim ke Laut China Selatan untuk berjaga-jaga.
PadahalMenteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kehadiran dua kapal induk AS itu hanya patroli.
Justru pemerintah Chinalah yang melanggar hukum di Laut China Selatan.
Sebab selain mengklaim wilayah tersebut, mereka jugatelah menghabiskan bertahun-tahun untuk membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan di daerah itu.