Find Us On Social Media :

'Kebelet' Perkuat Angkatan Bersenjata, India Borong Senjata Senilai Rp 80 Triliun, dari Howitzer hingga Rudal-rudal Antibunker Buatan Israel

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 16 Juli 2020 | 14:28 WIB

Ilustrasi tentara India

SPICE ((Smart, Precise Impact, Cost-Effective)-2000 yang digendong jet Mirage-2000 buatan Rafael Advanced Defense Systems, Israel.

Memang pengguna bom pintar SPICE-2000 hanya dua di dunia, yakni Israel dan India.

Melansir indomiliter, sistem pemandu SPICE disebut-sebut menjadi salah satu yang terbaik di segmen bom pintar, dimana bom ini menggabungkan panduan dari satellite guidance dan electro-optical guidance.

Masuk dalam komponen electro-optical guidance adalah penggunaan CCD/infrared homing.

Baca Juga: Jawa Barat Catat Lonjakan Tertinggi Covid-19, Klaster Baru di Sekolah Perwira Angkatan Darat, Tapi Sumbernya Masih Belum Jelas

Penggabungan dua kombinasi pemandu menjadikan tingkat akurasi perkenaan pada sasaran cukup tinggi, yaitu dengan circular error probable 3 meter.

Rafael menciptakan tiga varian SPICE yang kesemuanya dirancang diluncurkan standoff, pertama SPICE-1000 dengan bobot 450 kg dan punya jangkauan sampai 100 km, kedua SPICE-2000 dengan bobot 900 kg dan punya jangkauan ke sasaran sejauh 60 km, dan yang terakhir SPICE-250 dengan bobot 113 kg dengan jangkauan 100 km.

Hulu ledak yang dibawa bisa bermacam-macam jenis, disesuaikan dengan kebutuhan pada sasaran.

Karena terbilang senjata yang canggih, hanya segelintir jet tempur yang dapat membawa bom pintar ini, sebut saja ada nama F-16, F-15, Panavia Tornado, Saab Gripen, dan Mirage-2000.

Baca Juga: Minum Darah Kobra hingga Berjalan di Atas Bom Asap dan Api, Pelatihan Militer Super Gila di Dunia ini Mengharuskan Prajuritnya Laiknya Manusia Super

AU India kabarnya tengah mengembangkan solusi agar SPICE nantinya dapat dilepaskan dari Sukhoi Su-30MKI.

Selain itu, Angkatan Darat India juga memesan lebih banyak amunisi berpemandu presisi Excalibur untuk artileri berat M-777 Howitzer dari Amerika Serikat.

"Ada rencana untuk memesan lebih banyak amunisi Excalibur dari AS di bawah kekuatan keuangan Wakil Ketua," kata sumber-sumber pertahanan kepada India Today TV.

Rencananya adalah untuk meningkatkan Angkatan Darat yang mengerahkan howitzer M-777 ke sektor Ladakh Timur.

India pertama kali memesan amunisi Excalibur pada Mei-Juni 2019 setelah operasi Balakot.

Amunisi Excalibur memiliki jangkauan lebih dan akurasi yang lebih baik yang membuatnya mematikan dapat mengenai target pada 40-50 km tergantung pada senjata artileri yang digunakan.

Sedangkan Angkatan Udara India sudah menyiapkan skenario berperang dengan China yang mengerahkan sistem pertahanan udara S-300 dan S-400 di wilayah Tibet.

Baca Juga: Siap Adu Militer Gara-gara Perkara Sungai Nil, Tak Disangka Dampak Sungai Nil Bagi Ethiopia dan Mesir Sangat Besar, Bisa Memberi Kehidupan 100 Juta Jiwa

“IAF berperang untuk skenario yang beroperasi di tengah sistem pertahanan udara Tiongkok yang meliputi S 400, S 300, LY 80 dan lainnya. Yang bisa saya katakan adalah bahwa ketinggian dan pegunungan bekerja untuk keuntungan kita, ” kata seorang sumber kepada ThePrint.

Sumber-sumber di lembaga pertahanan dan keamanan mengatakan bahwa dari pertempuran murni udara-ke-udara, India memiliki keunggulan atas China di sektor tinggi Ladakh.

Namun China memiliki keunggulan sistem pertahanan udara dari India.

Sumber menggarisbawahi bahwa jet tempur India hanya diterjunkan jika pesawat China masuk ke ruang udara India.

Baca Juga: Sampai Angkat Senjata Ngotot Ingin Merdeka dari Indonesia, Timor Leste Kini Nasibnya Mengenaskan, Jadi Negara Termiskin di Dunia dan Terancam Bangkrut

Satu kendala terbesar bagi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) adalah bahwa semua pangkalan mereka di Ladakh jauh dari LAC dan berada di ketinggian tinggi.

"Karena ketinggian, para pilot tidak bisa lepas landas dengan bahan bakar penuh atau paket senjata. Ketinggian tinggi berarti secara efektif menyedot energi para pilot tempur, ” kata sumber lain.

India di sisi lain memiliki sejumlah pangkalan dekat dengan Ladakh dan telah mengaktifkan semua pangkalan di Punjab, Haryana, Kashmir, Leh dan sisanya.

Unsur-unsur lain yang mendukung India adalah senjata jarak jauh dengan ketepatan ekstrem, seperti rudal hasil kerja sama India-Rusia BrahMos, Scalp dari MBDA Eropa dan bahkan bom pintar Israel SPICE-2000.

Scalp adalah tambahan terbaru untuk inventaris India dan telah tiba di depan pesawat tempur Rafale.

Baca Juga: Adu Tarung Militer Raksasa China dan AS Kian Tidak Terhindarkan di Laut China Selatan, Sama-sama Siap Dengan Tambah Senjata Daya Tembak Pembom B-52 dan Rudal Pembunuh, Mana yang Lebih Tangguh?

Rudal-rudal ini awalnya ditujukan untuk Angkatan Udara Perancis tetapi telah dialihkan untuk memenuhi persyaratan langsung India, seperti dilansir ThePrint, Senin.

"Semua ini memiliki jangkauan lebih dari 300 km, kecuali SPICE, dan beberapa bahkan lebih dengan presisi tinggi," kata sumber lain.

Sumber-sumber itu mengatakan India juga punya rudal dan sumber daya lain untuk menghadapi segala jenis sistem pertahanan atau serangan musuh selain menggempur posisi mereka.

Berita ini tayang di Kontan https://internasional.kontan.co.id/news/hubungan-dengan-china-menegang-india-borong-senjata-senilai-rp-80-triliun?page=all

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari