Advertorial
Intisari-online.com -Tahun 1999 Timor Leste lepas dai Indonesia melalui referendum.
Lembaga yang menangani pemungutan suara di Timor Leste oleh Unamet PBB mengumumkan 3/4 warga Timor Leste menolak opsi optimistis khusus dan lebih memilih lepas dari Indonesia.
Sebelum Timor Leste memperoleh kemerdekaannya, sempat terjadi adu senjata militer oleh ABRI yang dikenal dengan operasi seroja.
Dalam operasi itu, pasukan ABRI berusaha menggulingkan pemerintahan Fretlin yang kemudian memicu pendudukan seperempat abad.
Sekitar 100.000-180.000 tentara dan warga sipil gugur dalam pertempuran tersebut.
Selama bertahun-tahun militer Indonesia menghadapi perlawanan besar-besaran di pedalaman pegunungan pulau itu.
Kemudian,pada 20 Mei 2002, Timor Leste memperoleh kemerdekaanya dari Indonesia.
Negara ini memasksakan diri untuk lepas dari Indonesia dan memilih berdiri sendiri sebagai sebuah negara medeka.
Kini 18 tahun telah berlalu, negara yang memilih mandiri itu bukannya tambah makmur justru makin sengsara dan alami kejatuhan ekonomi parah.
Mengutip Tribunnews, Timor Leste tak hanya alami kemiskinan hebat, negara ini juga digadang sebagai negara yang akan bangkrut.
Menurut Bank Dunia tahun pada Minggu (5/7/2020), pertumbuhan ekonomi Timor Leste sangat lamban dibandingkan negara lainnya.
Negara ini juga disebut menyandang status negara termiskin di dunia.
Menurut United National Development Programme (UNDP), Timor Leste menempati urutan ke 152 dari 162 sebagai negara termiskin di dunia.
PDB per kapita Timor Leste diperkirakan sekitar 2,356 dollar AS (Rp34,23 juta), sementara Indonesia tahun 2019 saja mencapai 4.274 dollar AS (Rp60 juta).
Sementara itu di sektor ekonomi, Timor Leste sangat bergantung pada Australia dan Indonesia, untuk barang-barang impor.
Tahun 2019, Bank Dunia melaporkan pertumbuhan ekonomi Timor Leste sekitar 4,1% di tahun 2020, meningkat menjadi 4,9% diperkirakan hingga 2021.
Pertumbuhan investasi di Timor Leste sangat lemah pasca-merdeka, ini terkait stabilitas politik dan ekonomi di negara yang masih bergejolak itu.
Saat ini Timor Leste mengandalkan pemasukann dari minyak, tahun 2019 lalu produksi minyak Timor Leste mencapai 38 juta barel setara minyak (BOE) dengan banyak kerja sama dengan Australia.
Namun, menurut data Timor Leste Economic Report, yang dirilis Bank Dunia 2020, ekonomi Timor Leste justru semakin buruk akibat Covid-19.
Di saat yang sama kondisi politik di negara itu juga belim stabil.
Pemerintah Timor Leste sampai utang 250 dollar AS dari Petroleum Fund di mana 60% digunakan untuk penanganan Covid-19.
Virus corona memperburuk kondisi ekonomi Timor Leste, menurunkan jumlah kunjungan turis asing, dan memperlambat ekspor-impor.
Di sisi lain, pengeluaran negara semakin bertambah untuk mengurangi dampak pandemi.