"Pada waktu itu, banyak yang mengira saya adalah gadis normal, dan ingin menikahi pria kulit hitam, tetapi saya tahu dia jujur, baik hati, dan bersedia membantu orang lain," kata Lihong.
Keluarga Lihong pun menjauhkannya dari Suma dia dikirim ke Jepang untuk melanjutkan studinya.
Namun, Suma juga mengikutinya ke Jepang, mengetahui tekad kuat yang ditunjukkan Suma, orang tua Lihong akhirnya menyetujuinya.
Tahun 1996, setelah Lihong lulus dia dibawa oleh Suma ke Uganda bertemu dengan calon mertuanya untuk menikah.
Namun, saat dikenalkan dengan ayah Suma, betapa syoknya dia karena kebiasaan, budaya dan kehidupan di Uganda jauh berbeda dengan di China.
Di negara itu setiap pria diizinkan menikah dengan banyak wanita, sementara ayah Suma memiliki 20 istri dan 40 anak.