Find Us On Social Media :

Jakarta Sediakan Rumah Bagi Manufaktur yang 'Kukut' Karena Perang Dagang China dan Amerika, Tapi Pakar Sebut Jumlah yang Datang Sedikit, Rupanya Sistem Busuk ini yang Jadi Tantangan Indonesia

By Maymunah Nasution, Sabtu, 4 Juli 2020 | 14:35 WIB

Presiden Jokowi dan Donald Trump

Hal tersebut terjadi setelah Jokowi utarakan ide tersebut dalam pembicaraan teleponnya dengan Donald Trump.

Meski begitu, kantor Luhut belum menjawab permintaan komentar dalam progres Indonesia mencapai kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan AS.

Dalam peringkat kemudahan lakukan bisnis tahun ini, Bank Dunia menaruh Indonesia di No 73, jauh di belakang Singapura (2), Malaysia (12) dan Thailand (21), Vietnam (70).

China sendiri berada di nomor 31.

Baca Juga: 'Menuhankan' Ekonomi, Negara-negara Ini Pilih Cabut 'Lockdown' Lebih Awal, Grafik Ini Tunjukan Betapa Mematikan Dampaknya

Berbagai survei juga tunjukkan produktivitas manufaktur Indonesia lebih buruk daripada negara tetangga di Asean yang paling kompetitif, jika bukan seluruh negara Asean.

"Ketidakefisiensian yang berpusar di kepemilikan negara, gangguan aturan-aturan, pekerja skill kurang memadai dan kemacetan transportasi yang persisten.

"Disfungsi institusional telah menghambat investasi, khususnya investasi manufaktur ekspor," ujar Kevin O'Rourke, analis Indonesia.

Meski begitu, analis lain sebutkan Indonesia masih memiliki harapan untuk menerima investor dan pemindahan pabrik-pabrik.

Baca Juga: Aneh, Seluruh Laki-laki di Sebuah Kampung di Sumatera Utara Ini Tiba-tiba Menghilang Tanpa Jejak, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya