Find Us On Social Media :

Negeri Kanguru Sebut Tantangan Ini Belum Pernah Terjadi Sejak PD II, Antisipasi China, Australia Siapkan Bujet Militer Rp 2.700 Triliun

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 3 Juli 2020 | 12:01 WIB

Tangkapan layar video propaganda yang dirilis militer China pada Rabu (31/7/2019)

"Siap menanggapi dan memainkan peran kita dalam melindungi Australia, membela Australia," jelasnya.

Dalam pidato di depan Akademi Militer Australia, PM Morrison mengumumkan komitmennya untuk mengalokasikan anggaran 270 miliar dollar Australia (sekitar Rp 2.700 triliun) bagi peningkatan kemampuan pertahanan selama satu dekade.

Alokasi belanja ini termasuk senjata penyerang yang lebih kuat, kemampuan siber dan sistem pengawasan bawah air berteknologi tinggi.

Selama empat tahun, Angkatan Bersenjata Australia (ADF) akan menambah personel sebanyak 800 prajurit, terdiri dari 650 personel untuk Angkatan Laut, 100 untuk Angkatan Udara, dan 50 prajurit Angkatan Darat.

Baca Juga: Misteri 275 Gajah Mati Bukan karena Perburuan, Tubuhnya Utuh Namun Tunjukkan Gejala Kelumpuhan atau Pincang hingga Sekarat

Menurut Anggaran Belanja Departemen Pertahanan 2019-2020, kekuatan personel ADF diperkirakan tumbuh menjadi 60.090 orang tahun ini didukung staf administrasi sebanyak 16.272 orang.

Anggaran Dephan diperkirakan tumbuh hingga 2 persen dari produk domestik bruto Australia pada 2020-21, atau sekitar 200 miliar dollar Australia (Rp 1.990 triliun) selama 10 tahun.

Australia akan membeli Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh (LRASM) 158-AG dari Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan biaya 800 juta dollar Australia (Rp 7,9 triliun).

Rudal itu memiliki jangkauan lebih dari 370 kilometer, meningkat signifikan dibandingkan kapasitas 124 km dari rudal anti-kapal Harpoon AGM-84 milik Australia yang diluncurkan pada awal 1980-an.

Baca Juga: Masih Jadi Misteri, Lebih dari 360 Gajah di Botswana Mati Secara Misterius, 'Ada yang Mati Berkerumun, Ada yang Jatuh di Wajah Mereka' Sementara yang Bertahan Hadapi Ancaman Lebih Mengerikan Lagi