Intisari-Online.com - Pada Rabu (10/6/2020) lalu, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Selandia Baru resmi bebas dari pandemi virus corona atau Covid-19.
Dengan penuh semangat, Jacinda Ardern mengatakan masyarakat Selandia Baru tidak perlu melakukan jarak sosial atau ragu melakukan pertemuan publik.
Klaim ini mereka lakukan setelah selama 17 hari berturut-turut Selandia Baru konsisten melaporkan nol kasus infeksi baru.
Sehingga, kondisi waspada Covid-19 di Selandia Baru pindah ke level terendah, level 1.
Namun dua minggu kemudian, kasus baru Covid-19 kembali muncul di Selandia Baru.
Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark mengundurkan diri pada Kamis (2/7/2020), di tengah pemerintah kembali berperang melawan Covid-19.
David Clark juga dikriiltik karena melanggar dua kali aturan lockdown yang ketat di awal tahun, dengan membawa keluarganya ke pantai dan bersepeda ke gunung.
"Menjadi semakin jelas bagi saya bahwa kelanjutan peran saya ini mengganggu keseluruhan respon pemerintah terhadap Covid-19 dan pandemi global," kata Clark pada konferensi pers di Wellington, seperti dilansir Reuters pada Kamis (2/7/2020).
Perdana Menteri Jacinda Ardern, yang sebelumnya menolak pengunduran diri Clark, mengatakan dia setuju dengan keputusan itu.
Jajak pendapat baru-baru ini telah menunjukkan Partai Buruh Ardernmasih unggul dari saingan utamanya, Partai Nasional.
Ini bisa menjadi modal baik untuk memenangkan pemilihan umum 19 September 2020.
Namubln kepercayaan publik kepada pemerintahannya telah dirusak oleh serangkaian kesalahan dab kembali adanya kasus Covid-19 di Selandia Baru.
Ardern telah menyatakan pada awal Juni lalu, Selandia Baru telah bersih dari virus corona.
Hanya beberapa hari kemudian terungkap dua wanita yang baru tiba dari Inggris yang diizinkan untuk meninggalkan karantina lebih cepat karena alasan belas kasihan kemudian dinyatakan positif Covid-19.
Ardern menunjuk Menteri Pendidikan Chris Hipkins menjadi Menteri Kesehatan sementara sampai pemilu September mendatang.
Setelah itu dia akan mempertimbangkan pengganti yang permanen.
Berdasarkan data Worldometers pada Kamis (2/7/2020) pukul 10.30 WIB, Selandia Baru mencatat 1.530 kasus Covid-19 atau bertambah dua kasus baru.
Sementara sebanyak 22 kasus kematian dan 1.490 pasien sembuh dari Covid-19.
PM Selandia Baru kerahkan militer awasi fasilitas karantina
Selandia Baru mengerahkan pasukan pertahanan untuk mengawasi fasiitas karantina dan menjaga perbatasan, setelah dua kasus baru infeksi virus corona (Covid-19) kembali ditemukan.
Selandia Baru pada Selasa (16/6/2020) kehilangan status bebas Covid-19, ketika dua wanita yang baru tiba dari Inggris diberi izin untuk meninggalkan karantina lebih awal.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengangkat Wakil Kepala Pertahanan Digby Webb ditunjuk untuk mengawasi semua fasilitas karantina perbatasan, termasuk proses keluar orang dari fasilitas ini.
Ardern mengatakan Webb memiliki akses ke logistik, operasional militer, jika diperlukan, untuk menjalankan fasilitas karantina.
"Saya tidak bisa membiarkan perjuangan kita semua dibuat menjadi disia-siakan oleh proses yang tidak diikuti," kata ardern pada konferensi pers di Parlemen, seperti dilansir Reuters dan AP pada Rabu (17/6/2020).
Selandia Baru sempat menjadi salah satu negara di dunia bebas dari Covid-19 pada pekan lalu.
Status bebas Covid-19 gugur pada Selasa (16/6/2020), ketika dua wanita yang tiba dari Inggris pada 7 Juni masuk ke karantina setelah mendarat.
Namun dua wanita itu diberi izin khusus untuk meninggalkan fasilitas karantina lebih awal untuk melihat orang tua mereka yang tengah sekarat.
Meskipun satu diantara dua wanita itu memiliki gejala ringan.
Ardern menegaskan, orang yang terinfeksi seharusnya tidak pernah diizinkan untuk keluar dari fasilitas karantina.
"Ini merupakan kegagalan sistem yang tidak dapat diterima," tegas Ardern,
(Srihandriatmo Malau)
(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Menteri Kesehatan Selandia Baru Mundur Setelah Kasus Covid-19 Muncul Lagi")