Find Us On Social Media :

Bolak-balik Masuk Penjara, Ternyata John Kei Miliki Kekayaan Miliaran Rupiah hingga Punya 600 Anak Buah, 'Jika Saya Suruh Pergi ke Neraka, Mereka Pergi ke Neraka'

By Mentari DP, Rabu, 24 Juni 2020 | 13:40 WIB

John Kei saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6/2020)

Intisari-Online.com - Nama John Kei dan Nus Kei menjadi perbincangan di media Indonesia.

Hal ini karena insiden penyerangan di Duri Kosambi, Cengkareng, Jawa Barat dan di Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Tangerang pada Minggu (21/6/2020).

Dilansir dari bogor.tribunnews.com pada Rabu (24/6/2020), penyerangan itu dipicu oleh uang hasil jual tanah.

Padahal John Kei dan Nus Kei masih memiliki keterikatan saudara.

Baca Juga: Kalahkan Jack Ma, Anak Muda Ini Berhasil Jadi Orang Terkaya Kedua di China, Kekayaannya Capai Rp635,6 Triliun!

 

Setelah kasus ini diketahui publik, banyak orang yang penasaran dengan John Kei.

Apalagi ada laporan bahwa John Kei masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.

Memang sejumlah mobil terparkir di rumah John Keidi Perumahan Tytyan Indah Blok N1, nomor 2, RT 3/12.

Melansir Warta Kota terdapat mobil mewah yang terparkir di rumahnya itu mulai dari BMW berwarna silver, Honda Jazz dan Jeep Rubicon.

Rumah pertama itu terletak blok paling ujung yang terparkir mobil BMW.

Baca Juga: Akan Bertemu China untuk Pertama Kalinya Pasca Bentrokan, India Malah Beli Puluhan Jet Tempur dan Senjata dari Rusia, Siap Perang?

Rumah kondisi lama dan cenderung kumuh, di teras rumahnya terdapat hewan peliharaan anjing, dan samsak tinju.

Untuk suasana di rumah sampingnya, tidak begitu jelas hanya terlihat terpakir mobil Honda Jazz warna merah dan Jeep Rubicon.

Rumah yang ini memiliki dua lantai dan lebih besar dari rumah di sampingnya.

Berdasarkan informasi rumah ini yang merupakan tempat tinggal John Kei bersama keluarganya.

Sedangkan dua rumah lagi tempat tinggal anak buahnya..

Sementara berdasarkan penelusuran dari situs jual beli rumah, harga pasaran rumah di kawasan itu berkisar Rp600 juta hingga Rp1 miliar lebih.

Kisah sukses John Kei

Melansir Warta Kota, nama John Kei memang begitu lekat dengan kekerasan di Jakarta.

Tapi bagaimana sebenarnya John Kei memulai bisnisnya di Jakarta, sampai akhirnya dia terlibat dalam berbagai kasus kekerasan di Jakarta.

Bahkan John Kei pernah mengaku bahwa kekuatan di Jakarta terbangun seusai ia terlibat kasus pembunuhan dan dipenjara.

John Kei memulai ceritanya dengan mengisahkan peristiwa ketika ia keluar dari kampungnya pada tahun 1986.

John Kei berbohong pada ibunya untuk bisa pergi ke Jawa. Dia mengaku hanya akan pergi ke Dobo sekitar 1 bulan lamanya.

Baca Juga: Hati-hati, Jangan Pernah Mencuci Telur Sebelum Dimasak, Bahayanya Tidak Main-main!

 

Dobo tidak jauh dari kampung halamannya di Kei, Maluku Tenggara.

Tapi nyatanya John Kei justru pergi ke Surabaya tanpa sepeser pun uang.

Di Surabaya, John Kei tinggal bersama keluarganya.

Dia lalu sempat mencoba mendaftar menjadi prajurit TNI Angkatan Laut pada tahun 1987.

Dia kemudian gagal mengikuti tes lantaran memukul peserta lain saat proses seleksi.

"Ada peserta yang panggil Ambon Itam..Ya saya hajar," ujar John Kei.

Akibat perkelahian itu, John Kei tidak sempat ikut tes, ia lekas dikeluarkan.

"Setelah itu saya tato badan untuk melupakan masuk Angkatan Laut," ujar John Kei.

Tahun 1988, John Kei pergi ke Jakarta.

Di Jakarta, ia ditampung di rumah kerabatnya yang lain di kawasan Berlan.

Lucunya, saat itu John Kei tidak tahu rumah kerabatnya di Jakarta. Dia hanya diberitahu bahwa rumahnya ada di kawasan Berlan.

John Kei sempat bingung mencari rumah kerabatnya sampai melihat sebuah celana jins tergantung depan sebuah rumah.

 

Baca Juga: Bisa Fatal Akibatnya, Jangan Lagi Mencuci Daging Ayam Mentah Sebelum Dimasak, Ini Penjelasannya

 

John Kei ingat bahwa itu celana jins milik kerabatnya ketika datang ke Surabaya.

John Kei pun memilih masuk ke dalam rumah, dan ternyata benar.

Dari sanalah John Kei mulai mengenal kehidupan malam.

Ia bekerja dari satu pub ke pub lain. Pekerjaan di diskotek ini ia mulai kerjakan tahun 1988.

Sampai akhirnya bekerja menjadi satpam di salah satu diskotek di Jalan Jaksa. Ia memperoleh gaji Rp200.000 per bulan.

"Tapi tiap bulan terima kertas aja karena banyak utang," ujar John Kei.

 

John Kei menceritakan bahwa ketika ia pulang ke kampung halamannya, kondisi keuangannya sudah jauh lebih baik.

Bahkan ibunya sampai terharu dengan apa yang bisa didapatkan John Kei.

Dia kemudian kembali bekerja di Jalan Jaksa, lalu terlibat kasus pembunuhan di jalan jaksa di tahun 1992.

Dia divonis 5 tahun penjara, dan bebas pada tahun 1995.

Menurut John Kei, setelah ia keluar penjara untuk pertama kalinya, saat itulah kekuatannya mulai terbangun.

Dia jadi memiliki anak buah, dan banyak orang mulai memilih bergabung dengannya.

Hal itu membuatnya jadi seperti pimpinan geng.

Saat itu, John Kei mengklaim bahwa dirinya sudah memiliki pasukan di mana-mana.

Baca Juga: Disebut Dapat Netralisir Racun dan Obati Kolesterol, Viral Orang Minum Air Rebusan Pare dan Obat Merah, Begini Penjelasan dari Dokter

Di awal bisnisnya, John Kei paling anti dengan pekerjaan menjaga tempat hiburan.

"Jadi kalau saya ketemu pengusaha, you kasih kerjaan saya kerja. Tapi kalau kerja jadi security saya tidak," kata John Kei.

"Tapi kalau ada kerjaan jadi debt collector, itu pasti saya mau," ujar John Kei.

Makanya kemudian John Kei menggerakan anak buahnya untuk menjadi debt collector.

Ketika bisnisnya makin membesar, John Kei mengatakan punya 500 - 600 orang yang sangat setia kepadanya.

"Saya punya 500 - 600 orang yang kalau saya suruh pergi ke neraka, mereka pergi ke neraka," ujar John Kei.

Tapi di luar itu, John Kei masih memiliki banyak anak buah lain.

Bahkan, kekuatan anak buah John Kei tak terbatas. Segalanya sesuai kebutuhan John Kei.

"Kalau saya butuh berapa, maka mereka kumpul," ujar John Kei.

(Sanjaya Ardhi)

(Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul "Nus Kei Jadi Target Serang Gara-gara soal Tanah, Intip Kekayaan John Kei: Rumah-Mobil Harga Miliaran")

Baca Juga: Covid Hari Ini 24 Juni 2020: Jumlah Kasus Jakarta dan Jawa Timur Tembus 10.000, serta 5 Juta Pasien di Global Sembuh