Penulis
Intisari-Online.com - Nama John Kei dan Nus Kei menjadi perbincangan di media Indonesia.
Hal ini karena insiden penyerangan di Duri Kosambi, Cengkareng, Jawa Barat dan di Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Tangerang pada Minggu (21/6/2020).
Dilansir daribogor.tribunnews.com pada Rabu (24/6/2020), penyerangan itu dipicu oleh uang hasil jual tanah.
PadahalJohn Kei dan Nus Keimasih memiliki keterikatan saudara.
Setelah kasus ini diketahui publik, banyak orang yang penasaran dengan John Kei.
Apalagi ada laporan bahwa John Kei masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.
Memangsejumlah mobil terparkir di rumah John Keidi Perumahan Tytyan Indah Blok N1, nomor 2, RT 3/12.
Melansir Warta Kota terdapat mobil mewah yang terparkir di rumahnya itu mulai dari BMW berwarna silver, Honda Jazz dan Jeep Rubicon.
Rumah pertama itu terletak blok paling ujung yang terparkir mobil BMW.
Rumah kondisi lama dan cenderung kumuh, di teras rumahnya terdapat hewan peliharaan anjing, dan samsak tinju.
Untuk suasana di rumah sampingnya, tidak begitu jelas hanya terlihat terpakir mobil Honda Jazz warna merah dan Jeep Rubicon.
Rumah yang ini memiliki dua lantai dan lebih besar dari rumah di sampingnya.
Berdasarkan informasi rumah ini yang merupakan tempat tinggal John Kei bersama keluarganya.
Sedangkan dua rumah lagi tempat tinggal anak buahnya..
Sementara berdasarkan penelusuran dari situs jual beli rumah, harga pasaran rumah di kawasan itu berkisar Rp600 juta hingga Rp1 miliar lebih.
Kisah sukses John Kei
Melansir Warta Kota, nama John Kei memang begitu lekat dengan kekerasan di Jakarta.
Tapi bagaimana sebenarnya John Keimemulai bisnisnya di Jakarta, sampai akhirnya dia terlibat dalam berbagai kasus kekerasan di Jakarta.
Bahkan John Kei pernah mengaku bahwa kekuatan di Jakarta terbangun seusai ia terlibat kasus pembunuhan dan dipenjara.
John Kei memulai ceritanya dengan mengisahkan peristiwa ketika ia keluar dari kampungnya pada tahun 1986.
John Kei berbohong pada ibunya untuk bisa pergi ke Jawa. Dia mengaku hanya akan pergi ke Dobo sekitar 1 bulan lamanya.
Baca Juga: Hati-hati, Jangan Pernah Mencuci Telur Sebelum Dimasak, Bahayanya Tidak Main-main!
Dobo tidak jauh dari kampung halamannya di Kei, Maluku Tenggara.
Tapi nyatanya John Kei justru pergi ke Surabaya tanpa sepeser pun uang.
Di Surabaya, John Keitinggal bersama keluarganya.
Dia lalu sempat mencoba mendaftar menjadi prajurit TNI Angkatan Laut pada tahun 1987.
Dia kemudian gagal mengikuti tes lantaran memukul peserta lain saat proses seleksi.
"Ada peserta yang panggil Ambon Itam..Ya saya hajar," ujar John Kei.
Akibat perkelahian itu, John Keitidak sempat ikut tes, ia lekas dikeluarkan.
"Setelah itu saya tato badan untuk melupakan masuk Angkatan Laut," ujar John Kei.
Tahun 1988, John Kei pergi ke Jakarta.
Di Jakarta, ia ditampung di rumah kerabatnya yang lain di kawasan Berlan.
Lucunya, saat itu John Keitidak tahu rumah kerabatnya di Jakarta. Dia hanya diberitahu bahwa rumahnya ada di kawasan Berlan.
John Kei sempat bingung mencari rumah kerabatnya sampai melihat sebuah celana jins tergantung depan sebuah rumah.
Baca Juga: Bisa Fatal Akibatnya, Jangan Lagi Mencuci Daging Ayam Mentah Sebelum Dimasak, Ini Penjelasannya
John Kei ingat bahwa itu celana jins milik kerabatnya ketika datang ke Surabaya.
John Kei pun memilih masuk ke dalam rumah, dan ternyata benar.
Dari sanalah John Keimulai mengenal kehidupan malam.
Ia bekerja dari satu pub ke pub lain. Pekerjaan di diskotek ini ia mulai kerjakan tahun 1988.
Sampai akhirnya bekerja menjadi satpam di salah satu diskotek di Jalan Jaksa. Ia memperoleh gaji Rp200.000 per bulan.
"Tapi tiap bulan terima kertas aja karena banyak utang," ujar John Kei.
John Kei menceritakan bahwa ketika ia pulang ke kampung halamannya, kondisi keuangannya sudah jauh lebih baik.
Bahkan ibunya sampai terharu dengan apa yang bisa didapatkan John Kei.
Dia kemudian kembali bekerja di Jalan Jaksa, lalu terlibat kasus pembunuhan di jalan jaksa di tahun 1992.
Dia divonis 5 tahun penjara, dan bebas pada tahun 1995.
Menurut John Kei, setelah ia keluar penjara untuk pertama kalinya, saat itulah kekuatannya mulai terbangun.
Dia jadi memiliki anak buah, dan banyak orang mulai memilih bergabung dengannya.
Hal itu membuatnya jadi seperti pimpinan geng.
Saat itu, John Kei mengklaim bahwa dirinya sudah memiliki pasukan di mana-mana.
Di awal bisnisnya, John Keipaling anti dengan pekerjaan menjaga tempat hiburan.
"Jadi kalau saya ketemu pengusaha, you kasih kerjaan saya kerja. Tapi kalau kerja jadi security saya tidak," kata John Kei.
"Tapi kalau ada kerjaan jadi debt collector, itu pasti saya mau," ujar John Kei.
Makanya kemudian John Keimenggerakan anak buahnya untuk menjadi debt collector.
Ketika bisnisnya makin membesar, John Keimengatakan punya 500 - 600 orang yang sangat setia kepadanya.
"Saya punya 500 - 600 orang yang kalau saya suruh pergi ke neraka, mereka pergi ke neraka," ujar John Kei.
Tapi di luar itu, John Keimasih memiliki banyak anak buah lain.
Bahkan, kekuatan anak buah John Kei tak terbatas. Segalanya sesuai kebutuhan John Kei.
"Kalau saya butuh berapa, maka mereka kumpul," ujar John Kei.
(Sanjaya Ardhi)
(Artikel ini telah tayang ditribunnewsbogor.comdengan judul "Nus Kei Jadi Target Serang Gara-gara soal Tanah, Intip Kekayaan John Kei: Rumah-Mobil Harga Miliaran")