Find Us On Social Media :

Sejarah Panjang Ketegangan India dan China, Dan Mengapa Kebijakan 'Kuno' Bahwa China Lebih Unggul Dari India Tidak Sepenuhnya Benar

By May N, Jumat, 19 Juni 2020 | 11:28 WIB

 

Intisari-online.com - Bentrokan Senin malam ketika 20 tentara India tewas terjadi tepat di lokasi yang sama dengan perang kedua negara pada tahun 1962 silam.

Sekitar 58 tahun yang lalu, terjadi peperangan di pegunungan Himalaya selama sebulan penuh.

Saat itu, kemenangan diraih oleh militer Tiongkok, dengan Beijing nyatakan gencatan senjata setelah amankan kontrol de fakto wilayah Aksai Chin.

Aksai Chin adalah area yang diklaim oleh kedua negara dan timbulkan perang selama sebulan penuh.

Baca Juga: Panjangnya Dapat Capai 12 Meter dengan Berat 8 Ton, Inilah Buaya Terbesar di Muka Bumi yang Pernah Ada, Setara 3 Buah Mobil!

Kala itu, 700 tentara Tiongkok meninggal dan diestimasi tentara India yang meninggal sejumlah 2 kalinya.

Namun militer yang berhadapan di Himalaya hari ini jauh berbeda dengan yang berperang kala itu.

Selama ini China dianggap lebih unggul dibandingkan India, tetapi penelitian terbaru dari the Belfer Center at the Harvard Kennedy School of Government in Boston dan the Center for a New American Security in Washington tunjukkan kondisi sebaliknya.

Disebutkan, India berhasil mempertahankan wilayah sengketa dataran tinggi tersebut.

Baca Juga: Termasuk Israel, Ini 5 Negara yang Tak Akan Pernah Dikunjungi Ratu Elizabeth II, Ini Alasan di Baliknya

Senjata Nuklir

Tidak ada yang mengharapkan ketegangan kedua negara akan meledak menjadi perang nuklir, tetapi hal tersebut tidak dapat dihindari karena kedua negara telah memperkuat kekuatan nuklir mereka.

Semenjak perang 58 tahun yang lalu, kedua negara telah saling siapkan yang terburuk.

Beijing menjadi negara dengan kekuatan nuklir sejak 1964 sedangkan India 10 tahun sesudahnya.

Baca Juga: 3 Cara Jitu Menjadi Pemain Esport dan Bergabung Bersama tim Professional, Simak Caranya Berikut Ini!

Minggu ini, China diestimasi memiliki hulu ledak nuklir sebanyak 320 buah, sedangkan India memiliki 150 buah hulu ledak.

Kedua negara telah kembangkan senjata nuklir mereka tahun lalu, dengan Beijing menambah 40 hulu ledak sedangkan New Delhi menambah 10 hulu ledak.

Meski begitu, kedua negara mempertahankan sistem pertahanan tiga serangkai: misil, bom dan kapal selam.

Kedua negara juga terapkan kebijakan "jangan serang duluan", yang artinya mereka hanya gunakan nuklir hanya untuk membalas serangan nuklir ke negara mereka.

Baca Juga: Mahathir Pernah Berucap 'Israel Itu Negara Penjahat,' Saat Dulu Malaysia Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia karena Tolak Atlet Israel

Angkatan Udara

India memiliki 270 pilot jet tempur dan 68 pesawat terbang yang siap diterjunkan untuk bertempur dengan China.

New Delhi juga memiliki pangkalan udara kecil di dekat perbatasan China yang bisa kirimkan pesawat tempur tersebut kapan saja.

Sedangkan China memiliki 157 jet tempur dan drone tempur.

Baca Juga: Benarkah Perilaku Tak Bisa Diam Tunjukkan Kecerdasan Kinestetik pada Anak? Lalu, Bagaimana Cara Mengembangkan dan Mengelolanya?

Angkatan Udara Tentara Pembebasan Penduduk gunakan 8 pangkalan udara di wilayah tersebut, tetapi sebagian besar merupakan pangkalan udara sipil yang sulit digunakan karena masalah ketinggian.

"Ketinggian pangkalan udara China di Tibet dan Xinjiang, ditambah kondisi geografis dan kondisi cuaca di wilayah tersebut membuat pilot jet tempur China kesulitan membawa senjata dan persiapan perang mereka," tulis penelitian tersebut.

Pengisian ulang bahan bakar di udara dapat memberi pesawat China muatan lebih banyak dan waktu lebih banyak, sayangnya tentara China tidak memiliki tangki udara untuk selesaikan pekerjaan tersebut.

Angkatan Udara India memiliki jet tempur Mirage 2000 dan Sukhoi Su-30, yang lebih unggul daripada jet tempur China yaitu J-10, J-11 dan jet tempur Su-27.

Baca Juga: Militer India Mengatakan 20 Tentaranya Tewas, 17 Luka Berat, Mengapa Bentrok Tentara India vs China Pakai Batu, Bukan Senjata?

Keunggulan Mirage 2000 dan Su-30 adalah dapat bertempur di semua cuaca dan multifungsi, sedangkan jet tempur China yang dapat menyainginya hanya J-10.

India juga telah memiliki visi pangkalan udara di wilayah China, menurut laporan Oktober 2019 dari Center for a New American Security.

Untuk menangkis serangan tentara China, India telah terapkan kekuatan infrastruktur: resiliensi pangkalan udara, komando yang kuat, kontrol, dan sistem komunikasi yang baik disertai pertahanan udara yang kuat.

Angkatan Darat

Baca Juga: Kedua Negara Sepakat Redam Konflik, 20 Tentara India Justru Terbunuh Dan Sebagian Dimutilasi Oleh Tentara China, Ini Respons New Delhi

India memiliki keunggulan lain berupa kekuatan Angkatan Daratnya, karena telah sering terjadi konflik di Kashmir sepanjang perbatasan dengan Pakistan.

Sementara China memiliki pengalaman perang darat terakhir pada konflik dengan Vietnam tahun 1979 silam.

Pada saat konflik tersebut terjadi, China pun mengalami kekalahan.

Baca Juga: Covid Hari Ini 19 Juni 2020: Rekor 1.331 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut 4 Faktor Pemicunya!

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini