Advertorial
Intisari-Online.com - Jumlah covid hari ini di Indonesia masih menunjukkan adanya penambahan dari hari ke hari.
Tercatat ada 1.331 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir pada Kamis (18/6/2020).
Jumlah kasus baru tersebut merupakan rekor penambahan harian tertinggi dalam pencatatan kasus Covid-19 di Indonesia.
Jumlah konfirmasi positif itu didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 20.650 spesimen dalam sehari.
Adapun, total pemeriksaan hingga saat ini ada 580.522 spesimen dari 358.659 orang yang diambil sampelnya. Artinya, satu orang bisa diambil spesimennya lebih dari satu kali.
Epidemiolog yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto menilai, terdapat empat faktor utama pemicu tingginya kasus baru Covid-19 tersebut.
1. Pelonggaran aktivitas publik
Tonang mengatakan, kebijakan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pelonggaran, harus diakui adalah pilihan yang sulit dan pahit.
"Ibarat rem dan gas. Kalau direm terus, risikonya berhenti semua. Tidak mencapai apa-apa. Kalau terus gaspol, risikonya bisa tidak terkendali," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020).
Menurutnya, hal ini yang hingga saat ini masih belum dapat ditemukan keseimbangan antara gas dan rem tersebut.
2. Tahapan dan kriteria kebijakan pemerintah yang belum jelas
Dalam mencari keseimbangan antara gas dan rem tadi, Tonang berpendapat diperlukan kepemimpinan dan arah kebijakan yang jelas dari pemerintah.
"Misalnya, kita longgarkan segini, kalau nanti bisa begini, kita tambah longgarnya. Kalau nanti ada begini, kita ketatkan lagi, dan seterusnya," ujar Tonang mencontohkan.
Menurutnya, hal tersebut harus jelas dan disampaikan di awal. Sehingga masyarakat mendapat acuan atau pegangan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Faktor testing yang agresif
Selain dua faktor tadi, melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia menurut Tonang yakni dikarenakan faktor testing yang agresif.
"Oh jelas itu (testing yang agresif) dan memang itu harapannya," ucap Tonang."
"Namun, lanjutnya, yang sebenarnya diharapkan yakni jumlah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang meningkat, tetapi jumlah yang positif menurun.
Tonang menjelaskan, saat ini angka positivitas masih berkisar di angka 11,5 persen.
"Kalau bisa, justru semakin banyak pemeriksaan PCR itu angka positivitas akan turun sampai di bawah 5 persen."
"Minimal itu dibawah 5 persen," papar Tonang.
Apabila jumlah pemeriksaan meningkat dan bersamaan jumlah positif juga meningkat, maka sebenarnya masih banyak kasus positif yang selama ini belum terdeteksi.
Baca Juga: Mendengkur Disebut Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung, Benarkah?
4. Ada masyarakat yang masih abai
Kemudian, faktor terakhir yang mendasari meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air yakni karena masih adanya beberapa masyarakat yang abai.
"Bahwa masyarakat abai, ya ada faktor tersebut. Tapi yang lebih utama menurut saya memang soal kurangnya acuan bersama untuk mendorong partisipasi masyarakat tadi," kata Tonang.
Kendati demikian, imbuh dia, jangan kemudian mudah menyalahkan begitu saja.
"Ya namanya masyarakat memang beragam kemampuan dan pemahamannya. Kalau tidak acuan dan pegangan, ya makin beragam implementasinya," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rekor 1.331 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut 4 Faktor Pemicunya..."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari