Penulis
Intisari-Online.com - Rockefeller Foundation menjadi salah satu nama yang mencuat di tengah pandemi Covid-19 yang telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia.
Mengutip CBS News (6/5/2020), yayasan Rockefeller meluncurkan rencana ambisius untuk secara drastis meningkatkan pengujian Covid-19 secara nasional di Amerika selama beberapa minggu.
Saat itu, pemimpin Rockefeller Foundation, Dr. Rajiv Shah mengatakan bahwa dengan rencana yayasannya, bisa membuat adanya peningkatan jumlah tes dari satu juta tes menjadi tiga juta tes per minggu. Bahkan kemudian bisa dilakukan 30 juta tes per minggu dalam waktu sekitar 6 bulan.
Diberitakan CBS News, tes yang dilakukan Amerika sendiri rata-rata mencapai 1 juta orang per minggu sejak pandemi dimulai di negara tersebut.
Baca Juga: Sisi Gelap dan Mengejutkan Keluarga John D Rockefeller, Miliarder 'Dermawan Medis' Sepanjang Sejarah
Bukan hal baru bagi Rockefeller Foundation untuk terlibat dalam urusan pandemi.
Yayasan ini memang memiliki sejarah bekerja pada wabah penyakit dan krisis kesehatan masyarakat baik di Amerika Serikat maupun luar negeri.
Misalnya ia memiliki keterlibatan dalam epidemi flu spanyol tahun 1918.
Lalu, apa itu Rockefeller Foundation?
Mengutip Britannica.com, Rockefeller Foundation adalah sebuah organisasi AS yang didirikan oleh John D. Rockefeller.
Yayasan tersebut didirikan pada tahun 1913.
Tujuannya untuk membantu meringankan penderitaan manusia di seluruh dunia.
Rockefeller dibantu dalam manajemennya oleh sang putra, John D. Rockefeller, Jr.
Kemudian, diantara berbagai kegiatannya, yayasan ini terutama mendukung penelitian dan pendidikan medis.
Ia juga menyediakan program hibah dan fellowship beragam ilmu.
Diantaranya ilmu sosial, ilmu pertanian, dan studi lingkungan global.
Juga dalam membanngun demokrasi dan filantropi internasional.
Mengutip Kompas.com, Sang pendiri Rockefeller Foundation, John D Rockefeller sendiri masuk dalam jajaran orang terkaya AS sepanjang sejarah.
Pada tahun 2018, Rockefeller tercatat memiliki kekayaan mencapai 257,3 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 3.653 triliun.
Ia adalah salah satu pebisnis paling sukses sepanjang masa.
Pria yang memiliki masa hidup antara tahun 1839 hingga 1937 tersebut mematok standar kualitas minyak dan berjuang mendirikan perusahaannya, Standard Oil, dengan efisiensi tinggi.
Pria yang lahir di Richford, New York, itu juga bisa jadi merupakan miliader pertama di AS.
Ditinggalkan John D Rockefeller, keluarga Rockefeller sempat mengalami perselisihan di tahun 2016.
Kala itu para ahli waris berselisih ketika menangani warisan keluarga dalam bisnis pengeboran.
Mengutip Daily Mail, banyak ahli waris Rockefeller yang menentang ExxonMobil, karena apa yang mereka yakini adalah upaya yang diperhitungkan untuk membasmi masalah pemanasan global.
Di sisi lainnya, sebagian anggota keluarga berpikir bahwa membuang ExxonMobil, sebuah perusahaan yang menggantikan Standard Oil, adalah sebuah hal yang salah.
Alasannya karena mereka 'berutang' banyak harta kepada perusahaan itu.
"Karena sumber kekayaan keluarga adalah bahan bakar fosil, kami merasakan tanggung jawab moral yang sangat besar bagi anak-anak kami, bagi semua orang - untuk bergerak maju," kata Vallerie Rockefeller Wayne.
Dapat dibayangkan bagaimana Rockefeller Foundation memiliki dana untuk berbagai kegiatan sosialnya jika melihat kekayaan keluarga Rockefeller.
Rockefeller Foundation merupakan organisasi yang terkenal di berbagai penjuru dunia sebagai pemberi bantuan kemanusiaan dalam bentuk tidak langsung, seperti beasiswa, pembentukan lembaga penelitian, hingga program eradikasi penyakit menular.
Namun, yayasan ini juga tak luput dari kritik akibat sejumlah program yang didanainya.
Kritik yang datang kepada yayasan tersebut misalnya menyangkut pendanaan dalam program eugenika di Amerika Serikat serta Revolusi Hijau.
Eugenetika adalah filosofi sosial yang berarti memperbaiki ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu sehat.
Berpuluh-puluh tahun berdiri, kini Rockefeller Foundation dipimpin oleh Dr Rajiv Shah, yang diangkat sebagai presiden ke-13.
Dr Rajiv Shah dipilih oleh dewan pengawas sebagai pemimpin Rockefeller Foundation pada 5 Januari 2017.
Pria 43 tahun ini menjadi orang termuda, sekaligus orang India-Amerika pertama yang menjabat sebagai presiden Rockefeller Foundation.
Namun, meski berupaya berkontribusi dalam penanganan Covid-19, khususnya di Amerika Serikat, yayasan yang dipimpin Dr Rajiv Shah ini belakangan justru sempat hangat dikaitkan dengan konspirasi pandemi tersebut.