Find Us On Social Media :

Terjebak di Antara Dua Kubu Panas, Uni Eropa Putuskan Hal Ini Dalam Hubungan Amerika Melawan China, Keputusan Mengejutkan Sebelum Bertemu Menlu AS!

By May N, Senin, 15 Juni 2020 | 13:42 WIB

 

Intisari-online.com - Uni Eropa berada di posisi sulit dalam ketegangan antara kedua negara China dan Amerika yang semakin tegang.

Amerika mengharapkan Uni Eropa membantu mereka dan memihak kepada Amerika.

Namun setelah pertimbangkan banyak hal, kepala hubungan internasional Uni Eropa putuskan mereka tidak akan memihak siapapun.

Mereka akan kesampingkan permusuhan dengan Beijing dan akan teruskan koordinasi dengan China.

Baca Juga: Surat dari Masa Lalu? Wanita Ini Terkejut saat Terima Email dari Sang Ayah yang Meninggal 10 Bulan Sebelumnya, Isinya Menyayat Hati

Keputusan itu muncul hanya beberapa jam sebelum kepala hubungan internasional kepada Menlu AS, Mike Pompeo.

Josep Borrel menyebut "agenda positif dan besar untuk kerja sama Uni Eropa dan China" pada Minggu, sehari sebelum ia dan 27 menteri luar negeri dari negara anggota akan lakukan video konferensi dengan Mike Pompeo.

Pertemuan tersebut akan terfokus pada China dan "informasi simpang siur", dan akan diikuti pertemuan Uni Eropa dengan China.

Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan pertama China dengan Uni Eropa dipimpin oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michael.

Baca Juga: Selesai dengan Wuhan, China Kembali Waspada dengan Kasus Corona di Pasar Beijing yang Naik Jadi 79, Risiko Penyebaran Tinggi

Kedua pemimpin Uni Eropa akan bertemu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, dan diskusi diharapkan untuk fokus pada akses pasar.

Borrel mengatakan Uni Eropa tidak akan memilih pihak dalam konflik Amerika dan China, dan tambahkan mereka akan memilih cara Eropa dalam fokus kerjasama multilateral.

"Di tengah ketegangan Amerika dan China, tekanan untuk memilih pihak meningkat," ujarnya.

"Kami sebagai warga Eropa akan melakukannya dengan 'cara kami', dengan semua tantangan yang dibawa."

Baca Juga: Ahli Ingatkan China Agar Belajar Memimpin dan 'Berbagi' Terkait Kekayaan Alam Laut China Selatan, Kalau Tidak, Harus Was-was Konflik Tidak Akan Berakhir

Ia juga tawarkan tanda bahwa Uni Eropa bersiap turunkan retorika memperlakukan China sebagai "musuh sistemik".

Hal tersebut adalah kebijakan yang dilakukan oleh tim komisi Uni Eropa yang berakhir tahun lalu.

"Hubungan kami dengan China tidak terhindarkan kompleks dan memiliki banyak sisi," tulis Borrel.

"Frase 'musuh sistemik' telah menarik banyak perhatian, mungkin kepada bagian musuh daripada bagian sistemik.

Baca Juga: Rp 4 Miliar Menghampiri Pemilik Ayam Ini Setelah Kesal Selama 5 Tahun Ayamnya Itu Tidak Pernah Bertelur, Ternyata Ada 'Benda Alami' Ini Saat Disembelih

"Namun hal itu bukan berarti jika kami memulai persaingan sistemis."

Juru bicara Borrell, Virginie Battu-Henriksson, mengatakan pernyataan Borrell tidak mengandung perubahan politik.

"Hal ini tidak kontradiktif dengan capaian strategi , yang jelas-jelas mengatakan jika China secara berkelanjutan dalam area politik, partner kerjasama Uni Eropa yang miliki tujuan selaras, mitra negosiasi dengan siapa Uni Eropa perlu temukan keseimbangan kepentingan, pesaing ekonomi dalam mengejar kepemimpinan teknologi dan saingan sistemik yang mempromosikan model pemerintahan alternatif," ujarnya.

Untuk menghindari konflik di luar perang dagang dan persaingan geopolitiknya dengan AS, China telah berulang kali menolak gagasan persaingan sistemik dengan UE, dengan mengatakan hubungannya dengan blok didasarkan pada kemitraan.

Baca Juga: Bayangan Hitam Pandemi: Hantu yang Mengikuti Sampai Generasi Selanjutnya Seperti Pandemi Flu Spanyol dan Pes Bubo, Apakah Pandemi Covid-19 Akan Berdampak Demikian?

"Dengan kerja sama dan konsensus yang selalu lebih besar daripada persaingan dan perbedaan, Cina dan UE adalah mitra strategis jangka panjang, komprehensif," kata Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi kepada Borrell dalam pertemuan pekan lalu.

Posting Borrell menggemakan pandangan ini, menjanjikan "agenda positif besar untuk kerja sama UE-Cina".

"Tiongkok memainkan peran yang terus tumbuh dalam politik global, dan kami memiliki minat besar untuk bekerja sama dalam banyak masalah di mana perannya sangat penting, mulai dari pemulihan pandemi hingga perubahan iklim dan konektivitas berkelanjutan," katanya.

Sementara ada beberapa hasil dari dorongan UE untuk China untuk membuka pasar lebih jauh, Borrell mengatakan ini adalah area "di mana negosiasi dengan itikad baik dapat menghasilkan hasil yang baik untuk kedua belah pihak".

Baca Juga: Mengejutkan, Setelah Ular Dipijit-pijit Lantaran Lemas Tak Berdaya, Petani yang Temukan Ular Piton 'Raksasa' Ini Jadi Memecahkan Misteri dalam Hidupnya

"Saya berharap kita dapat menyimpulkannya sesegera mungkin untuk mengakhiri situasi keterbukaan asimetris saat ini," katanya, merujuk pada negosiasi perjanjian investasi Uni Eropa-Tiongkok yang kedua pihak berharap untuk menyelesaikan tahun ini.

Sementara Uni Eropa dan AS memiliki keprihatinan serupa tentang ekonomi yang dikontrol negara China, blok tersebut telah menolak seruan untuk mendekati jalur Washington.

“Hubungan AS-Cina diatur pada jalur persaingan global, terlepas siapa yang akan berada di Gedung Putih Januari mendatang. Dan konfrontasi ini akan membingkai tatanan dunia masa depan, ”tulis Borrell.

Dia mengatakan hubungan transatlantik tetap vital bagi Eropa - "nilai-nilai yang kita miliki bersama membentuk landasannya" - tetapi itu tegang oleh Presiden AS Donald Trump, yang pemerintahannya "telah mengambil keputusan sepihak yang tidak selalu kita sepakati".

Baca Juga: Saksikan Keganasan SAM vs 'Artileri Terbang' Israel, Saat 60 Pesawat Terbang Israel Rontok dalam Minggu Pertama Perang

"Cara Eropa tentu termasuk bekerja dengan berpikiran sama untuk menjaga sistem multilateral sebagai ruang untuk kerja sama, bahkan jika kekuatan besar menggunakannya semakin sebagai medan pertempuran," katanya.

“Kita harus menjunjung tinggi dan mempertahankan kepentingan dan nilai kita sendiri. Kita harus menggunakan sebagai kompas bukan harapan atau tekanan dari orang luar, tetapi apa yang kita dan UE inginkan dan butuhkan. ”

Tetapi ini tidak selalu mudah.

“Bukan rahasia lagi bahwa 27 negara anggota memiliki pandangan berbeda tentang cara terbaik untuk mendekati ini. Beberapa mendorong untuk penyelarasan, yang lain untuk kesetaraan, ”katanya.

Baca Juga: Saat Menghadiri Pesta Nikah, Tamu Curiga dengan Pengantin Pria, Hubungan Terlarang Terbongkar hingga Pasangan Ini Nyaris Diamuk Warga

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini