Find Us On Social Media :

Longgarkan Lockdown, Kasus Covid-19 di India Tembus 300.000, 'Ambulan Bolak-balik Bawa Jenazah dan Ada Banyak Tumpukan Mayat'

By Mentari DP, Minggu, 14 Juni 2020 | 09:50 WIB

Kasus virus corona di India.

Intisari-Online.com - Secara mengejutkan, India menempati urutan ke 4 negara dengan kasus virus corona (Covid-19) tertinggi di dunia.

India berada di bawah Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia.

Sebelumnya, Departemen Kesehatan India mencatat pada Jumat (12/6/2020), ada 10.956 kasus baru dalam satu hari.

Berdasarkan data dari Worldometers.info pada Minggu (14/6/2020), ada 321.626 kasus positif virus corona di India.

Baca Juga: Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana

Lalu ada 9.199 kasus kematian dan 162.326 orang dinyatakan sembuh.

Disebutkan bahwa lonjakan kasus virus corona itu terjadi tak lama setelah pemerintah India melonggarkan kebijakan penguncian atau lockdown.

Di mana India mengizinkan kembali pembukaan toko-toko, pusat perbelanjaan, pabrik dan tempat-tempat keagamaan setelah sebelumnya ditutup pada akhir Maret.

Pemerintah India memutuskan untuk melonggarkan kebijakan lockdown demi mengurangi beban ekonomi negara itu.

Baca Juga: Kondisi Kian Memanas, Trump Malah Disebut Akan Tarik Ribuan Pasukan AS dari Suriah, Afghanistan, Irak, Korea Selatan, dan Jepang, Ada Apa?

Mumbai, New Delhi, dan Chennai menjadi kota-kota yang paling parah terkena wabah.

Balram Bhargava, Direktur Jenderal Dewan Riset Medis India, mengatakan, penduduk kota memiliki peluang lebih besar untuk tertular virus.

Namun infeksi di daerah pedesaan juga melonjak, setelah pekerja migran yang meninggalkan kota-kota akibat kehilangan pekerjaan kembali ke desa asal mereka.

Kebijakan lockdown yang diterapkan di India sejak Maret memang telah berhasil menekan jumlah infeksi.

Namun dengan penduduk 1,3 miliar, orang-orang tetap rentan terinfeksi dan kampanye melawan virus kemungkinan akan berlangsung berbulan-bulan, kata Bhargava.

Masjid kembali ditutup

Masjid besar di ibu kota New Delhi, yaitu Masjid Jama, yang pada Senin (08/6/2020) sempat dibuka kini kembali ditutup menyusul kekhawatiran penyebaran virus corona, kata manajemen masjid pada Kamis (11/6/2020).

Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa infeksi bisa melonjak dalam beberapa minggu mendatang, dan pengelola masjid memutuskan tidak ingin mengambil risiko.

Ulama Syed Ahmed Bukhari mengatakan aktivitas keagamaan secara berjamaah akan dihentikan mulai hingga 30 Juni mendatang, karena "memburuknya" situasi akibat virus corona di New Delhi.

Baca Juga: 'Jika Aku Mati, Maka Utangku Lunas, Aku Sayang Anak dan Istri', Tulis Pria yang Ditemukan Tewas Gantung Diri dan Membusuk

"Virus corona menyebar secara eksponensial di Delhi,” kata Bukhari dalam sebuah pernyataan.

"Apa gunanya mengunjungi masjid di saat penyebaran virus corona memuncak di Delhi?”

Pihak berwenang di negara bagian Kerala selatan juga mengumumkan bahwa mereka akan menunda pertemuan bulanan di Sabarimala, sebuah kuil Hindu populer yang berpotensi didatangi puluhan ribu umat.

Banyak pihak sebenarnya mempertanyakan keputusan pemerintah membuka kembali tempat-tempat peribadatan yang didatangi jutaan umat setiap hari.

Pemerintah setempat di New Delhi pada Selasa memperingatkan bahwa kasus infeksi virus corona di ibu kota dapat mencapai 550.000 kasus pada akhir Juli dan membuat pekerja kesehatan kewalahan merawat para pasien.

Krematorium mulai kewalahan

New Delhi secara resmi melaporkan hampir 1.100 kematian akibat virus corona, tetapi jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

Rumah sakit di kota itu telah kelebihan beban dan dengan suhu musim panas yang mencapai 40 derajat Celsius sejumlah jenazah terpaksa disimpan di atas lempengan balok es.

"Awalnya, saya hanya membawa satu jenazah."

Baca Juga: Hati-hati, Terlalu Sering Minum Teh Bisa Sebabkan Kondisi Berbahaya Ini

"Sekarang, para relawan di kamar mayat akan menumpuk sebanyak mungkin jenazah yang bisa mereka muat di mobil van saya," kata Bhijendra Dhigya, pengendara mobil jenazah dari sebuah rumah sakit New Delhi ke krematorium.

Krematorium Nigambodh Ghat di New Delhi telah menangani lebih dari 500 kremasi para korban virus corona sejak awal wabah.

Ketika beberapa sarana pembakaran berbahan bakar gas rusak dan tidak ada yang mau memperbaikinya, para staf terpaksa menggunakan kayu dengan metode pembakaran tradisional.

Tidak ada lagi waktu untuk menyelenggarakan upacara kremasi secara individu dengan ritual lengkap beserta dupa, karangan bunga marigold dan puji-pujian.

Yang terdengar dari krematorium saat ini hanyalah bunyi derak kayu terbakar dan sirene ambulan yang bolak-balik membawa jenazah.

(Maria Ignatia Sri Sayekti)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Longgarkan Lockdown, Infeksi Virus Corona India Kembali Meningkat")

Baca Juga: Padahal Sudah Layani 140 Pelanggan, 2 Tukang Cukur di Salon Ini Positif Covid-19, Kini Begini Nasib Seluruh Pelanggan Mereka Sekarang