Penulis
Intisari-online.com -Era new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona membuat kebutuhan untuk melakukan tes Covid-19 semakin meningkat.
Masyarakat yang ingin bepergian dengan menggunakan moda transportasi umum, seperti kereta api, pesawat terbang, dan kapal laut harus menyertakan surat sehat bebas Covid-19, baik itu lewat rapid test dan polymerase chain reaction (PCR) maupun swab test.
Rapid test dan PCR untuk keperluan tracing (penelusuran) klaster penularan tidak dipungut biaya alias gratis karena dilakukan oleh pemerintah.
Namun bagi masyarakat yang melakukan tes secara mandiri mesti mendatangi rumahsakit (RS) dan fasilitas kesehatan (faskes) seperti laboratorium dan membayar sejumlah biaya.
Baca Juga: Masker Lidah Buaya untuk Mengatasi Kerut pada Wajah, Begini Caranya
Tingginya kebutuhan masyarakat untuk melakukan tes corona Covid-19 tentu menjadi peluang bisnis bagi industri kesehatan.
"Potensi bisnis alat tes PCR masih sangat besar, karena menjadi golden standard dalam pemeriksaan Covid-19," ujar Ahyahudin Sodri, Manajer Eksekutif Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki).
Grafik pasien Covid-19 yang masih bertambah juga menggambarkan kebutuhan tes PCR masih akan terus meningkat.
"Saat ini kebutuhan pemeriksaan PCR tinggi di daerah-daerah yang dengan angka terduga pasien Covid-19 tinggi, seperti Jawa Timur," katanya dilansir dari KONTAN, Jumat (12/6).
Sejauh ini pengadaan alat PCR masih impor. Pratoto S. Raharjo, Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menyebut, pihaknya menyiapkan dana sekitar Rp 12 miliar untuk impor perlengkapan rapid test. "Angka ini sekitar 80%-90% dari capex," ujarnya.
PT Indofarma Tbk (INAF) juga ketiban untung dari pengadaan alat uji Covid-19. Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno mengaku, telah bekerjasama dengan produsen asal China dan Korea untuk mendatangkan alat rapid test Covid-19.
"Awal Maret lalu, sekali impor bisa 100.000 alat tes," jelasnya.
RS panen tes corona
Baca Juga: Hati-hati, Terlalu Sering Minum Teh Bisa Sebabkan Kondisi Berbahaya Ini
Pihak RS dan penyelenggara laboratorium swasta juga ikut memanen berkah dari tingginya minat masyarakat melakukan tes corona secara mandiri.
"Lonjakan permintaan tes PCR mencapai 100% sejak awal Mei 2020 sampai hari ini," ungkap Erwin Suyanto, Marketing Communication Manager RS Eka Hospital kepada KONTAN, kemarin.
Untuk tes PCR dikenai harga mulai Rp 1,9 juta, belum termasuk jasa konsultasi dokter Rp 250.000.
Lonjakan permintaan tes PCR juga terjadi di klinik jaringan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang mencapai tiga kali lipat atau 400-500 tes per hari.
Baca Juga: Tips Mudah Menyimpan Daun Salam, Dengan Mengeringkan dan Menyimpannya
Untuk tes PCR, Prodia mengenakan biaya Rp 1,8 juta-Rp 2,5 juta.
"Itu termasuk konsultasi dokter," kata Corporate Secretary Assistant Manager PRDA Dinar Primasari.
Siloam Hospitals Group juga melayani tes Covid-19, dengan tes serologi berbasis lab.
Bekerjasama dengan Roche, Siloam menyebut tes ini hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, dengan akurasi sangat tinggi dan hanya butuh waktu 1,5 jam hasilnya.
Biaya tes serelogi juga lebih murah dibanding tes screening lainnya, seperti PCR maupun rapid test, yakni hanya Rp 199.000 per orang.
"Jika dilakukan banyak orang, biayanya makin murah," ujar Wakil Direktur Utama Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, Rabu (10/6).
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Ini Daftar RS dan Laboratorium yang Bisa Tes Corona, Tarifnya Mulai Rp 109.000"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini