Find Us On Social Media :

Sudah Punya 700.000 Kasus Covid-19, Warga Brasil Tetap ke Mal dan Padati Jalan-jalan, Akibatnya Langsung Ada Lonjakan Kasus Kematian, Tertinggi ke 3 di Dunia!

By Mentari DP, Kamis, 11 Juni 2020 | 10:30 WIB

Kasus kematian akibat virus corona melonjak di Brasil.

Intisari-Online.com - Menurut Worldometers.info pada Kamis (11/6/2020), Brasil memiliki 772.416 kasus positif virus corona (Covid-19).

Tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat dan jadi salah satu negara Amerika Latin yang terdampak paling parah.

Setidaknya 39.680 orang telah meninggal, angka kematian tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris.

Adapun 380.300 orang telah sembuh dari virus ini.

Baca Juga: Sering Disebut Sebagai Makanan yang Sehat, Ternyata Madu Bisa Berubah Jadi Berbahaya Jika Dicampur dengan Bahan Ini, Hati-hati!

Dan tiba-tiba negara bagian Brasil terpadat, Sao Paolo mengalami lonjakan kematian di saat pertokoan mulai dibuka, pada Rabu (10/6/2020) lalu.

Lonjakan ini sudah terjadi dua hari berturut-turut bersamaan dengan bisnis yang beroperasi kembali.

Sao Paulo mencatat 340 kematian baru dalam 24 jam terakhir.

Sehingga kini total kematiannya berjumlah 9.862, seperempat dari jumlah kematian di Negara Brasil.

Baca Juga: 'Saya Tidak ke Mana-mana Tapi Tertular Covid-19', Bukti Bahwa Mereka yang Tidak Bepergian Tetap Bisa Terinfeksi Virus Corona

Namun fakta ini tidak menghentikan masyarakat berbondong-bondong memadati jalan dan pusat perbelanjaan, sebagaimana dilaporkan Reuters. 

Setengah dari bisnis tidak bersifat darurat ini dibuka pada Rabu (10/6/2020) lalu.

Meskipun toko kebutuhan pokok seperti apotek dan supermarket tetap dibuka, bisnis tidak darurat ditutup sejak Maret lalu.

Jalan tradisional yang ramai dengan toko-toko furnitur kelas bawah dan toko-toko yang menjual alat musik, Rua Teodoro Sampaio perlahan-lahan kembali ramai pada Rabu lalu.

"Kami mengizinkan maksimum lima pelanggan sekaligus," kata Flavio Almeida, seorang manajer toko.

"Sebelum orang datang dan melihat-lihat, menghabiskan waktu di toko, sekarang mereka masuk, langsung pergi untuk mendapatkan apa yang mereka cari dan langsung membayar untuk pergi secepat mungkin."

"Kita semua takut, staf dan pelanggan, tetapi apa yang bisa kita lakukan, kita semua harus bekerja," sambungnya, dikutip dari CNN.

Toko-toko ini hanya memperbolehkan pelanggan bermasker dan memiliki hand sanitizer untuk masuk ke dalam.

Tidak jarang toko-toko ini memeriksa suhu para pelanggan di pintu masuk.

"Saya takut karena virusnya sedang tumbuh."

 

Baca Juga: Ketika Pulau Jawa Jadi Zona Merah Covid-19, Yogyakarta Jadi Satu-satunya yang Punya Kasus Terkecil, Hanya Tersisa 48 Kasus Aktif Saja!

 

 

"Tetapi pada saat yang sama kita harus pergi bekerja dan membeli barang untuk dijual, meskipun selalu dilindungi oleh masker," kata Vanessa Pereira, penjaga di sebuah toko.

Mal-mal di kota akan dibuka kembali pada Kamis (11/6/2020) ini.

Namun hanya boleh beroperasi selama empat jam sehari, sesuai kesepakatan dengan otoritas setempat.

Ini dilakukan guna mengurangi akses publik dan kerumunan.

Sama halnya dengan Sao Paolo, Rio de Jainero juga akan membuka mal pada Kamis ini.

Pemerintah bersikeras keputusan pelonggaran ini didasarkan pada peningkatan kondisi.

Seperti meningkatkan ketersediaan tempat perawatan intensif dan kurva infeksi yang merata di beberapa tempat.

Keputusan untuk merelaksasi kuncian ini juga didukung penuh oleh Presiden Jair Bolsonaro.

Presiden yang hingga saat ini konsisten mengecilkan risiko pandemi virus corona.

Kerap kali dia menepis peringatan para ahli yang mengatakan penyebaran Covid-19 di negaranya masih sangat tinggi.

 

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Brasil Alami Lonjakan Kematian Covid-19 saat Pertokoan Dibuka dan Jalanan Kembali Ramai")

Baca Juga: Setelah Lockdown Dicabut, Kasus Virus Corona di Pakistan Langsung Melonjak Lebih dari 100.000, 'Kami Buka Negara Karena Pakistan Negara Miskin'