Find Us On Social Media :

Percaya Virus Corona Direkayasa di Laboratorium Wuhan, Mantan Bos Agen Intelijen Rahasia: Karena Warga China Menanganinya dengan Baik

By Mentari DP, Jumat, 5 Juni 2020 | 12:55 WIB

Pandemi virus corona di dunia.

Intisari-Online.com - Pandemi virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 sudah memasuki bulan ke 6.

Artinya sudah hampir setengah tahun warga di seluruh dunia berjuang melawan pandemi.

Seperti yang kita tahu, virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 dan menyebar ke seluruh dunia pada bulan Februari.

Tak heran isu mengenai virus corona pun cepat menyebar.

Baca Juga: Hampir 2 Juta Orang di AS Positif Covid-19, Trump Malah Akhiri Hubungan dengan WHO, 'WHO Berbohong pada Dunia dan Tutupi Masalah China'

Seperti virus corona sengaja dibuat bukan karena ketidaksengajaan.

Salah satu yang mengatakannya adalah mantan bos MI6.

MI6 dikenal juga dengan Dinas Intelijen Rahasia dan mereka adalah badan intelijen eksternal Britania Raya.

Sir Richard Dearlove, seorang mantan kepala badan intelijen Inggris MI6 mengatakan kepada The Telegraph's Planet Normal podcast bahwa ia percaya pandemi Covid-19 direkayasa di laboratorium dan menyebar karena kecelakaan.

Baca Juga: Orang-orang Mulai Keluar Rumah Karena Ada Penerapan New Normal, WHO Yakinkan Bahwa Virus Corona Tak Bermutasi Jadi Lebih Berbahaya

"Saya kira ini berawal dari kecelakaan," kata Sir Richard Dearlove kepada Telegraph yang dikutip foxnews.com pada Jumat (5/6/2020).

Dearlove mengatakan virus itu telah dibuat untuk manusia.

"Agar tidak menimbulkan pertanyaan yang mengganggu, sebaiknya mereka transparan dalam pandemi ini."

"Mari kita menyarankan agar pemerintah Cina untuk tidak  terlalu banyak bicara dalam jurnal mereka."

"Tapi lebih ke apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang tidak terjadi."

Ada alasan mengapa Dearlove mengatakan hal ini.

Salah satunya karena pemerintah China seakan memahami virus ini dengan baik.

Seperti mereka telah mempelajarinya selama sepuluh tahun terakhir atau mungkin lebih.

Apa lagi kini China bukanlah lagi episentrum pandemi virus corona.

Berdasarkan data, kini Amerika Serikat dan Eropa menjadi episentrum pandemi virus corona.

Ini karena jumlah kasus positif hingga kasus kematian di sana sangat banyak.

Bahkan kini ada kemungkinan episentrum pandemi virus corona berpindah ke Amerika Latin.

Baca Juga: Siap-siap New Normal, Ini Barang-barang yang Wajib Kita Bawa Saat Keluar Rumah, Jangan Sampai Lupa!

Sementara China ada di urutan ke-18 dengan kasus virus corona terbanyak di dunia.

Hanya ada 83.027 kasus di China. Berbanding jauh dengan 1,9 juta kasus di Amerika Serikat.

Belum lagi fakta bahwa Fox News melaporkan pada bulan April tentang peningkatan kepercayaan bahwa wabah Covid-19 kemungkinan berasal dari laboratorium Wuhan.

Meskipun bukan sebagai bioweapon (senjata biologis), tetapi sebagai bagian dari upaya China untuk menunjukkan bahwa mereka juga memerangi virus corona.

Sumber lain mengatakan bahwa awal mula penularan virus terjadi secara alami dan sedang dipelajari di sana.

Di mana "pasien nol" bekerja di laboratorium, kemudian dia tak sengaja pergi ke Wuhan.

Hingga saat ini, belum jelas awal mula penyebaran virus corona.

Yang pasti, hingga Jumat (5/6/2020) ini, ada 6,7 juta orang di dunia yang terinfeksi virus corona.

Di mana 390.000 lebih di antaranya meninggal dunia dan lebih dari 3 juta lainnya telah dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Ketika yang Lain Berlomba-lomba Lakukan Rapid Test, Puluhan Orang di Desa Ini Malah Tolak Rapid Test, Bawa Spanduk Bertuliskan 'Hentikan Sandiwara Ini'