Find Us On Social Media :

Dibayangi Trauma Epidemi Cacar di Masa Lalu, Begini Cara Masyarakat Adat Amerika Menghadapi Pandemi Covid-19

By Khaerunisa, Kamis, 28 Mei 2020 | 15:58 WIB

Joyce Bryant, anggota suku Abenaki sekaligus pendiri sebuah pusat penyembuhan di New Hampshire.

Baca Juga: Selama 40 Tahun Sembunyikan Rahasia Besar Ini, Sang Istri Kaget Bukan Main Suaminya Tiba-tiba Ditangkap Polisi, Ternyata Identitas Suaminya Mengejutkan

‘Memori berdarah’

Bagi masyarakat adat, sejarah memainkan peran penting dalam memahami pandemi.

Salah satu tetua dari Michigan menghubungi Joseph dan mengatakan betapa sulitnya merawat diri dan keluarganya saat pandemi.

Setelah beberapa kali merenung, tetua itu sadar bahwa ia kesulitan karena dibayangi kenangan epidemi cacar yang telah menewaskan banyak masyarakat adat Amerika.

Ia merasa perlu memaafkan pemerintah AS yang dengan sengaja memberikan penyakit tersebut pada anggota kelompoknya.

Baca Juga: Otonomi Hong Kong Terombang-ambing, Amerika Sudah Memutuskan Negara itu Bukan Lagi Daerah Otonomi China, Apa Dampaknya?

Meskipun belum ada bukti pasti bahwa orang-orang Eropa dan Amerika dengan sengaja menyebarkan penyakit cacar kepada masyarakat adat, tapi ada dugaan yang mengarah ke sana.

Akibat wabah tersebut, sekitar 90% (20 juta) penduduk asli Amerika meninggal dunia.

“Meskipun sebagian besar dari kami tidak hidup di masa itu, tapi kenangan epidemi cacar berada dalam memori kami,” kata Joseph.

Sisi positifnya, pengalaman yang mengakar tersebut bisa menuntun mereka pada penerimaan dalam menghadapi pandemi COVID-19, terutama di antara para tetua.