Itu juga tidak jelas mengapa data diambil dari lokasi tertentu pada tanggal tertentu.
Ketidakkonsistenan dalam metode pengumpulan data berarti ada kemungkinan bahwa satu kasus dapat dihitung beberapa kali, sehingga angka-angka tersebut miring.
Kumpulan data juga tidak memperjelas apa yang diklasifikasikan sebagai kasus 'dikonfirmasi' dari virus, yang menyebabkan perbedaan dalam pelaporan di negara lain.
Karena tidak ada nama atau rincian identifikasi yang disertakan dengan data, Kebijakan Luar Negeri dan 100 Pelapor mengatakan tidak mungkin untuk memverifikasi semua kasus.
Terlepas dari kekurangannya, keberadaan basis data yang begitu besar akan menambah kecurigaan bahwa China memang tidak jujur tentang jumlah korban virus corona di sana.
China, seperti kebanyakan negara lain, telah berjuang untuk menyediakan data akurat tentang penyakit yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat.
Terutama karena para ilmuwan meyakini hingga 80 persen dari mereka yang tertular mungkin tidak memiliki gejala ringan.
Tetapi tuduhan terhadap Beijing melangkah lebih jauh, yaitu bahwa mereka sengaja menutup-nutupi angka korban.