Advertorial
Intisari-Online.com - Rekaman baru-baru ini yang muncul dengan konten cukup mengganggu berasal dari pasar basah di Asia.
Pasar-pasar ini terus menjual hewan hidup dan mati termasuk anjing yang disembelih dan otak babi.
Ya, kegiatan itu tetap berjalan meskipun ada kepercayaan luas bahwa pandemi virus corona berawal dari tempat semacam itu.
Dilansir dari Daily Star, Jumat (15/5/2020), video yang dibagikan oleh kelompok hak - hak binatang PETA mengabadikan adegan mengerikan pasar di Cina, Indonesia, Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Thailand di mana para penjual masih menjual hewan-hewan liar ke masyarakat.
Hewan pembawa virus seperti kelelawar dan luwak dikurung di kandang kotor dan ditampilkan di pinggir jalan saat kendaraan-kendaraan melaju melewati.
Monyet terlihat berteriak minta tolong dan melompat-lompat kepayahan juga dalam kurungan tumpukan kandang logam kecil.
Hewan peliharaan domestik seperti kucing dan kelinci juga dijajakan sementara lantai pasar bersimbah darah.
Dalam satu klip, seekor kelinci terlihat menderita kesakitan, berkedut tak terkendali dan sekarat di dalam kandang kecil di pasar basah Indonesia.
Di Kamboja, pekerja yang memakai sandal jepit berjalan melintasi lantai berlumuran darah dan memotong bangkai babi serta burung dengan tangan kosong.
Mereka memajang otak babi untuk pelanggan dan penduduk setempat menggunakannya untuk obat-obatan tradisional serta makanan lezat.
Sementara China telah memulai menghantikan penjualan daging tertentu setelah kasus virus corona, negara-negara lain seperti Vietnam masih membunuh anjing dan kucing untuk dijual.
Satu kios pasar terlihat menjual kepala dan tubuh anjing yang sudah dimasak sementara kios di sebelahnya memiliki kandang hewan hidup yang menunggu untuk disembelih.
Pasar-pasar ini menimbulkan risiko tinggi penyebaran virus mematikan, seperti flu babi, flu burung, dan SARS, di antara hewan hidup dan manusia seperti darah hewan, kotoran, dan daging yang dipajang.
PETA sekarang mendesak Organisasi Kesehatan Dunia untuk penutupan pasar hewan hidup di seluruh dunia, termasuk ratusan yang masih beroperasi di AS.
Ingrid Newkirk, presiden di PETA mengatakan: "Pandemi mematikan berikutnya tidak dapat dihindari selama pasar yang dipenuhi dengan hewan-hewan ini masih terbuka."
"PETA menyerukan pejabat pemerintah untuk menutup kegiatan seperti ini untuk pandemi."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari