Find Us On Social Media :

Menunggu Selama 7 Tahun, Ibu Ini Hancur Pas Tahu Bayinya yang Baru Berusia 4 Jam Tewas Akibat Pembantaian

By Mentari DP, Jumat, 15 Mei 2020 | 08:35 WIB

Ilustrasi bayi.

 

 

Perawat dan dokter yang selamat dari serangan rumah sakit mengatakan bahwa mereka syok, dan melanjutkan tugas akan menjadi tantangan emosional di atas ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi.

"Tadi malam saya tidak bisa tidur, karena adegan seram dari serangan itu terus melintas di pikiran saya," kata Masouma Qurbanzada, seorang bidan yang melihat pembunuhan itu.

"Sejak kemarin keluarga saya telah mengatakan kepada saya untuk berhenti bekerja di rumah sakit, tidak ada yang berharga bagi hidup saya."

"Tetapi saya mengatakan kepada mereka, 'Tidak, saya tidak akan berhenti bekerja sebagai pekerja kesehatan'."

Para pejabat di MSF mengatakan mereka berusaha untuk menormalkan operasional dan telah menerima dukungan dari rumah sakit lain untuk merawat belasan bayi dan orang dewasa yang terluka dalam serangan itu.

Namun, beberapa petugas medis di rumah sakit mengatakan akan sulit untuk melanjutkan operasional.

"Orang-orang bersenjata itu meledakkan tangki air dan kemudian mulai menembak wanita."

"Saya melihat genangan air dan darah dari celah kecil ruang aman di mana beberapa dari kami berhasil mengurung diri kami," kata seorang perawat MSF anonim.

"Saya melihat pasien dibunuh bahkan ketika mereka telah memohon tetap hidup di bulan suci Ramadhan."

"Sungguh sangat sulit bagi saya untuk bekerja saat ini."

(Miranti Kencana Wirawan)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Zainab, 7 Tahun Menanti Kehadiran Buah Hati, Hanya Berjumpa 4 Jam Sebelum Tewas akibat Pembantaian")

Baca Juga: Hati-hati, Minum Teh Saat Sahur dan Buka Puasa Bisa Timbulkan Penyakit Berbahaya Ini