Penulis
Intisari-Online.com - Indonesia yang merupakan negara dengan tingkat populasi tinggi tak diimbangi dengan kesejahteraan warganya.
Hal itu tentu bukan rahasia lagi. Salah satunya ditunjukkan dengan masih banyak warganya yang tinggal di tempat kumuh terutama di kota besar seperti Jakarta.
Bukan hanya terpaksa tinggal di tempat tak layak, namun masih banyak juga yang hidup menggelandang.
Namun, bukan hanya Indonesia saja yang terjadi kondisi seperti itu.
Sama seperti di Indonesia, Hong Kong juga dikenal memiliki populasi manusia yang tinggi dan dengan lahan terbatas.
Bahkan warga Hong Kong kebanyakan tinggal di apartemen, bukan rumah seperti yang masih banyak terdapat di Indonesia.
Sekitar 200.000 orang di Hong Kong tidak memiliki tempat tinggal jadi harus menyewa apartemen.
Sayangnya, apartemen juga memiliki harga sewa yang tinggi dengan alasan keterbatasan lahan.
Apartemen sewa disan bisa senilai Rp 4 juta per bulan namun hanya berukuran kurang dari 8 meter persegi.
Dilansir dari Intisari, salah satu warga, Tony, mengatakan pada South China Morning Post bahwa dia takut pulang setelah bekerja.
“Hal yang paling sulit tentang hidup disini adalah tidak bisa menghirup udara segar. Sulit untuk bernafas di ruangan sekecil itu,” kata Tony.
Selain pernyataan dari Tony, berikut inilah potret kehidupan warga Hong Kong dalam apartemen sempit.
Mungkin potret ini akan membuatmu bersyukur hidup di Indonesia.
Kamar ini hanya cukup diisi dengan kasur kecil serta lemari kecil.
Pakaian-pakaian pun dibiarkan bergantung, tidak ada cukup ruang untuk orang masuk ke dalam kamar ini lagi.
Ini merupakan pemukiman kumuh yang berada di Sham Shui Po.
Di tempat ini, warga hanya bisa tinggal di kamar seukuran peti mati.
Baca Juga: Ini Manfaat dari Rebusan Jahe, Kunyit, dan Sereh Sebagai Minuman Super
Karena sangat terbatasnya ruang, toilet dan dapur pun terletak di ruangan yang sama.
Tidak ada penyekat di antara dua ruangan ini.
Sementara rak untuk peralatan makan diletakkan di atas tempat tidur.
Untuk pasangan yang memiliki anak, menggunakan tempat tidur tingkat menjadi keharusan.
Alasannya karena bisa mengemat ruang pada apartemen.
Memasak, mencuci, dan buang air dilakukan dalam satu ruangan yang sama.
Tidak ada penyekat seperti lembaran triplek atau lainnya.
Walaupun sempit, namun tiga orang rela hidup dalam satu kamar yang sama.
Tempat tidur tingkat 3 menjadi tempat mereka tidur, sedangkan untuk makan, mereka berbagi ruang kecil yang sudah dipadati berbagai macam barang dalam ruangan yang juga berfungsi sebagai dapur.
Ini adalah salah satu kamar apartemen yang tidak memiliki banyak barang.
Baca Juga: Ri Sol-Ju: Berapa Jumlah Anak Ri Sol-Ju dari Pernikahannya dengan Kim Jong-Un?
Untuk tidur hanya beralaskan selimut tipis dan juga bantal.
Saking kecilnya, apartemen ini hanya bisa menampung satu kasur saja.
Untuk kamar mandi, sang pemilik kamar harus rela pergi ke kamar mandi umum.
Untuk penyewa yang tidak memiliki uang sama sekali, merek harus rela mendapatkan kamar yang hanya cukup menampung satu orang saja.
Baca Juga: Gejala Asam Urat di Tangan Kanan Termasuk Hangat atau Merah di Sendi
Pada bagian dinding terbuat dari logam seperti kontainer yang diberikan penyekat.
Melihat gambaran kehidupan di Hong Kong, PBB telah memperingatkan pemerintah Hong Kong bahwa itu merupakan penghinaan terhadap hak dan martabat manusia.
Pemerintah Hong Kong berjanji akan menyediakan lebih banyak lahan tinggal bagi penduduknya.
Gambar-gambar tadi merupakan karya pameran dari Society for Community Organization yang menyoroti permasalahan masyarakat di dunia.(*)
Artikel ini telah tayang di Wiken.grid.id dengan judul Toilet Menyatu dengan Dapur, Inilah Potret Kejam dan Susahnya Kehidupan di Hong Kong