Find Us On Social Media :

Akibat Covid-19 Amerika Terlilit Utang Rp43 Ribu Triliun, Dampaknya Justru Bagus Untuk Indonesia ada 'Peluang Emas' dari Krisis di AS

By Afif Khoirul M, Jumat, 8 Mei 2020 | 16:57 WIB

Presiden Jokowi dan Presiden Donald Trump

"Utang nasional kami yang semakin meningkat memberi permasalahan karena bisa mengancam masa depan ekonomi setiap warga Amerika," terangnya.

Peterson menjelaskan, bunga utang Negeri "Uncle Sam" saja mencapai 1 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 14 triliun, setiap harinya.

"Jika kami meminjam triliun demi triliun lagi, maka suku bunganya membebani ekonomi, dan menyulitkan pendanaan investasi di masa depan," papar Peterson.

Utang nasional juga bisa menyulitkan pemerintah menangkal resesi di masa depan maupun fokus kepada program yang membantu orang miskin.

Utang nasional merupakan total defisit anggaran tahunan AS. Kantor Anggaran Kongres AS (CBO) mematok defisit tahun ini mencapai 897 miliar dollar AS, atau Rp 12.581 triliun.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan 15,1 persen dibanding defisit 2017 yang mencapai 779 miliar dollar AS, atau Rp 19.925 triliun.

CBO memproyeksikan kenaikan defisit itu bakal terus meningkat, dan berada di titik 1 triliun AS pada awal 2022, dan tidak turun selama 2029.

Kebanyakan dari defisit tersebut dilaporkan berasal dari tingginya pendanaan keamanan sosial dan jaminan medis generasi Baby Boomers yang pensiun.

Tim ekonomi Trump bersikukuh pemotongan pajak pada akhirnya bakal terbayar dari pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Namun, argumentasi tersebut ditolak oleh kalangan ekonom baik dari sayap kiri maupun kanan.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul AS akan terbitkan obligasi hingga US$ 3 triliun, bagaimana dampaknya ke Indonesia?

Artikel ini tayang pada Kompas dengan judul  Jumlah Utang Amerika Serikat Terus Membengkak, Hampir 60 Kali Lipat Lebih Besar dari Utang Indonesia