Dilaporkan New York Post, sebagai perbandingan, utang AS mencapai 19,95 triliun dollar AS, sekitar Rp 279,954 triliun, ketika Presiden Donald Trump dilantik pada Januari 2017.
Utang itu meningkat sejak Trump memperkenalkan paket kebijakan pemotongan pajak 1,5 triliun dollar AS, atau Rp 21.046 triliun.
Kemudian tindakan Kongres AS pada tahun lalu untuk meningkatkan anggaran belanja di sektor domestik serta program militer.
USA Today memberitakan, AS menambah utang baru 1 triliun dollar AS, atau Rp 14.033 triliun, dalam 11 bulan terakhir.
Michael Peterson, kepala lembaga think tank tanggung jawab fiskal Yayasan Peter G Peterson berkata, angka terbaru itu merupakan peringatan.
Menurut Peterson, mencapai angka 22 triliun dollar AS menunjukkan kondisi fiskal negara tidak sekadar tak berkelanjutan, namun mengalami percepatan.