Temuan Mengejutkan, Dokter Buktikan Covid-19 'Sudah Hadir di Eropa Sejak Desember' dari Peninjauan 24 Kasus Pneumonia Sejak Desember

May N

Penulis

Dokter Perancis buktikan Covid-19 telah hadir di Eropa lebih lama dari kasus pertama, sejak Desember sudah ada 'patient zero'

Intisari-online.com -Hasil temuan dokter ini mungkin membuat banyak pihak terkejut.

Disebut-sebut pertama kali muncul di Wuhan, China pada akhir tahun 2019, Covid-19 disebut oleh seorang dokter jika sudah muncul di Eropa di waktu yang hampir bersamaan.

Disebutkan oleh Dr. Yves Cohen, ia temukan data mengejutkan yang mendukung pernyataannya.

Ia percaya pengujian baru dari sampel pasien yang mengkonfirmasi adanya infeksi Covid-19 sudah ada di Perancis.

Baca Juga: 'Horor dan Pembalasan Dendam,' Sebuah Video Ungkap Kekejaman ISIS yang Disebut Buang Jenazah Korbannya ke Jurang Suriah Sedalam 50 Meter

Bahkan, kasus 'patient zero' Covid-19 di Perancis sudah ada berminggu-minggu sebelum negara tersebut laporkan wabah virus Corona.

Melansir dari Mirror Online, 24 pasien mengaku mengidap pneumonia dan dirawat di rumah sakit di Desember dan Januari setelah ia melihat kembali tes untuk flu dan virus Corona lainnya.

Ia menyebutkan kepada pembawa berita BFMTV, "dari 24 pasien, ada 1 kasus positif Covid-19 pada tanggal 27 Desember saat ia berada di rumah sakit bersama kami."

Waktu tersebut adalah waktu yang sama China laporkan kasus virus Sars-CoV-2 pertama kali.

Baca Juga: Sebut Buah Pepaya, Kambing, hingga Burung Puyuh Positif Virus Corona, Presiden Tanzania Tuding Adanya Sabotase Perihal COVID-19

Cohen menyebut pasien yang diuji positif Covid-19 mungkin adalah 'patient-zero' Perancis.

Ia juga mendesak dokter lain untuk menguji lagi sampel pasien yang telah teruji negatif pneumonia.

Diketahui Perancis melaporkan kasus virus Corona pertama kali pada 24 Januari di Bordeaux.

Baca Juga: Ternyata Memelihara Ayam di Rumah Sama Saja dengan 'Memelihara' Bom Waktu dengan Kekuatan Mematikan, Kok Bisa?

Kasus tersebut juga kasus pertama yang dilaporkan di Eropa.

Sampai saat ini Perancis telah laporkan lebih dari 168 ribu kasus Covid-19 dan 25 ribu kematian.

Perhitungan tersebut dihitung sampai saat Kedutaan Besar Inggris untuk Perancis mengkonfirmasi Inggris tidak akan terpengaruh oleh karantina dua minggu jika masuk ke Perancis.

Sebagai langkah penanganan penyebaran virus Corona, pengunjung negara tersebut, termasuk warga Perancis yang pulang, akan menghadapi karantina dua minggu dan isolasi lebih lama lagi ketika mereka tiba di negara tersebut.

Baca Juga: Meski Donald Trump Tegaskan Jika Virus Corona Berasal dari Laboratorium China, Intel Five Eyes Justru Tampik Pernyataan Tersebut, 'Tapi Belum Tentu....'

Hal tersebut sudah dijelaskan oleh Menkes pada Sabtu 2/2/2020.

Sebuah utas di twitter dari Kedutaan Besar mengatakan: "orang-orang yang masuk ke Perancis lewat Eropa (Uni Eropa, Inggris dan wilayah Schengen) tidak perlu lakukan karantina.

Praktik karantina sendiri akan dirincikan dalam keputusan mendatang.

"Pembatasan terkait masuknya negara ke Perancis tetap akan dilakukan untuk semua orang setelah 11 Mei: penting untuk deklarasikan bagi pengunjung internasional.

Baca Juga: 'Gegabah dan Ceroboh,' 2 Pembelot Korea Utara Minta Maaf Telah Berikan Kabar yang Salah Mengenai Kesehatan Kim Jong Un

"Di teritori Perancis, bepergian lebih dari 100 km hanya boleh dilakukan untuk alasan yang sangat mendesak terkait keluarga dan urusan profesional."

Perancis sedang bersiap untuk bertahap mengangkat status lockdown dari 11 Mei.

Namun aturan karantina baru akan mencantumkan secara spesifik pembatasan pergerakan rakyat dari status darurat nasional sampai 24 Juli.

Baca Juga: Pesawat Bomber Siluman Jarak Jauh Terbaru China Siap Rilis, Namun Cemas Akan Hal Ini

Hal tersebut agar pemerintah dapat membatasi pergerakan rakyatnya.

Menteri Kesehatan Perancis mengatakan lama waktu dan kondisi karantina untuk orang tanpa gejala dan isolasi bagi PDP virus Corona akan dijelaskan dalam dekrit yang akan dikeluarkan mereka.

Keputusan untuk mengisolasi rakyat akan ditinjau oleh hakim untuk memastikan keputusa tersebut adil dan tidak memihak.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait