Find Us On Social Media :

Di Jakarta Udara jadi Penyebab Tingginya Tingkat Kematian, di Benua Ini, Udara Justru Selamatkan Belasan Ribu Jiwa

By Tatik Ariyani, Sabtu, 2 Mei 2020 | 15:27 WIB

Pembatasan sosial membuat langit Jakarta cerah dengan tingkat polusi yang rendah.

Menurut Budi, polusi udara yang tinggi dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan kesehatan atau terkena penyakit, seperti ISPA, asma, dan penyakit pernapasan lainnya.

Mungkin Anda bertanya bagaima kualitas udara di Jakarta masih buruk padahal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah diterapkan, sehingga bukankah harusnya kualitas udara membaik?

Juru Bicara Bidang Iklim dan Energi Greenpeace Bondan Andriyanu mengatakan, penerapan PSBB dan langit cerah di Ibu Kota beberapa waktu belakangan bukan berarti kualitas udara sudah sepenuhnya membaik dan bebas dari polusi, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Ilmuwan Dunia Umumkan, Vaksin Covid-19 Mungkin Tidak Akan Tersedia Hingga Tahun 2036, Inilah Penyebabnya

“Dikatakan ada langit terlihat bagus, Gunung Salak dan Gunung Pangrango terlihat dari Jakarta dalam waktu yang bersamaan. Itu kalau diperhatikan lebih dalam lagi ternyata hanya bisa terlihat dalam beberapa jam tertentu, tapi selanjutnya dia (polusi) meningkat lagi,” ujar Bondan dalam diskusi online, Kamis (30/4/2020).

Menurut dia, untuk mengetahui bahwa polusi di Ibu Kota masih berada di level yang aman harus dilihat dari data stasiun pemantauan kualitas udara.

Namun, data kualitas udara dari alat pemantauan yang dimilik pemerintah sulit untuk diakses oleh masyarakat.