Find Us On Social Media :

Berawal dari Kebohongan, Pabrik Sampoerna 'Menjelma' jadi Klaster Penyebaran Virus Corona, Rokok yang Dijual Tetap Aman dari Virus?

By Ade S, Jumat, 1 Mei 2020 | 12:29 WIB

Pabrik Sampoerna 'Menjelma' jadi Klaster Penyebaran Virus Corona, Berawal dari Kebohongan hingga Nasib Keamanan Rokok yang Dijual

Intisari-Online.com - Pabrik rokok Sampoerna di Rungkut Surabaya kini berubah menjadi klaster penyebaran virus corona setelah dua karyawannya meninggal dunia akibat Covid-19.

Akibat dari kondisi ini sangat besar, melalui rapid test 100 karyawan dinyatakan reaktif dan akan menjalanai swab test.

Sementara itu, sekitar 500 karyawan terpaksa dirumahkan untuk menjalani karantina.

Ketakutan juga merebak di kalangan konsumen, apakah rokok Sampoerna yang ada di tangan mereka telah membawa virus corona?

 

Komentara Wali Kota Surabaya

Kasus corona yang melanda pabrik terebut, tak luput dari perhatian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma.

Dirinya menyebut, kasus Covid-19 di pabrik rokok itu bermula dari pasien PDP yang tidak jujur.

Dua karyawan yang meninggal dan berstatus positif corona itu semestinya telah menjalani karantina. Namun ternyata, dua pasien tersebut tetap bekerja.

Baca Juga: 2 Orang Meninggal Dunia karena Covid-19, 100 Orang Positif, 500 Orang Diliburkan, Inilah Kondisi Terkini Pabrik Rokok Samporena di Rungkut Surabaya

"Sebetulnya dia (pasien) saat itu (status) sudah PDP. Tapi, dia kerja, jadinya nulari (menularkan). Tapi, mudah-mudahan enggaklah," kata Risma, saat ditemui di SDN Ketabang 1, Surabaya, Kamis (30/4/2020).

"Jadi, yang di awal itu, waktu itu kan puskesmas nangani sendiri, jadi pengawasannya kurang. Sehingga, dia tetap kerja, sebetulnya dia (pasien Civid-19 meninggal) sudah PDP saat itu," ujar dia.

Data wabah corona di pabrik Sampoerna

Berdasar hasil penelusuran sementara yang dilakukan Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim terhadap karyawan PT HM Sampoerna Tbk, diperoleh data sebagai berikut: Surabaya:

- 2 orang meninggal positif Covid-19- 9 orang berstatus PDP dan dirawat di rumah sakit- 163 orang sudah menjalani tes swab PCR (menunggu hasil PCR)- 100 orang dari 323 karyawan dinyatakan reaktif Covid-19 setelah menjalani tes cepat Covid-19 atau rapid test

Hasil tersebut memungkinkan pabrik rokok Sampoerna di kawasan Rungkut, Surabaya, ini berpotensi menjadi klaster baru penularan Covid-19, setelah klaster pasar dan asrama haji di Surabaya.

Baca Juga: Salahkan China Atas Virus Corona yang Sebabkan 63.861 Kematian di AS, Trump Akan Lakukan Hal Ini pada China

Apakah Rokok Sampoerna Terpapar Covid-19?

Kondisi rokok Sampoerna dipertanyakan pasca terungkapnya dua karyawan positif covid-19 yang meninggal dunia.

Benarkah rokok Sampoerna ikut terpapar covid-19?

Mengenai hal ini Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita dalam rilis yang diterima redaksi surya.co.id, Kamis (30/4/2020) menjelaskan upayanya untuk mencegah hal itu.

Selain mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol kesehatan, Sampoerna memastikan bahwa kualitas produk merupakan prioritas perusahaannya.

Untuk itu, pihaknya melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen dewasa, atau dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan COVID-19 yang disarankan oleh European CDC (European Centre for Disease Prevention and Control) dan World Health Organization (WHO) .

Sesuai ketentuan tersebut COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.

Baca Juga: Meski Jadi Episentrum Virus Corona di Indonesia, Masih ada 8 Kelurahan di Jakarta yang Nihil Kasus Corona, di Mana Saja?

Membatasi akses ke fasilitas produk

Selain itu, PT Sampoerna juga berupaya pencegahan penyebaran COVID-19 di pertengahan bulan Maret 2020, sebelum temuan 2 karyawan Sampoerna yang positif covid-19.

Sampoerna juga telah melakukan berbagai upaya dan menerapkan praktik protokol kesehatan secara ketat diseluruh area kantor dan fasilitas produksi untuk melindungi karyawan, antara lain

- Membatasi akses ke fasilitas produksi hanya kepada karyawan yang berkepentingan;- Melakukan pengecekan suhu temperatur tubuh ketika memasuki area kantor/produksi;- Meningkatkan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi;- Melakukan pengelompokan kegiatan kerja (misalnya, pemisahan kelompok kerja, waktu istirahat/waktu- makan dan pergantian jadwal shift, dan masih banyak lagi),- Menyediakan dan memastikan penggunaan perlengkapan perlindungan diri seperti masker dan handsanitizer;- Menerapkan physical-distancing di seluruh area dan fasilitas produksi seperti kantin, tempat beribadah, sertaarea berkumpul lainnya.

Hal ini juga diterapkan di alat transportasi karyawan yang disediakan olehperusahaan.

Bagi karyawan non-produksi:

- Menerapkan kebijakan bekerja dari rumah sejak 16 Maret 2020;- Mengurangi perjalanan bisnis;- Membatalkan pertemuan/interaksi fisik dan melakukan diskusi secara daring;- Mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan pribadi serta menjaga jarak sosial/fisik.

Sedangkan bagi sebagian karyawan non-produksi yang bertanggung jawab untuk fungsi bisnis kritikaldan masih tetap harus bertugas, maka Sampoerna juga telah menerapkan berbagai upayapencegahan, antara lain:

- Memastikan protokol tindakan kebersihan dan sanitasi seperti menyediakan perlengkapanproteksi diri termasuk masker medis dan hand-sanitizer;- Penyesuaian operasional bisnis dengan meminimalkan kunjungan lapangan dan hanya fokuspada in call mission. Permintaan lain dilakukan secara daring;- Rutin melakukan penyemprotan disinfectant di kantor dan fasilitas terkait lainnya, termasukkendaraan operasional yang digunakan.

 

(Ghinan Salman, Sofyan Arif Candra Sakti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengungkap Fakta Wabah Corona Melanda Pabrik Sampoerna di Surabaya" dan surya.co.id dengan judul "Apakah Rokok Sampoerna Terpapar Covid-19 setelah 2 Karyawan Positif Corona? Ini Komentar Perusahaan".