Biadab! Pesan GrabCar Tapi Tak Punya Ongkos Bayar Perjalanan, Keempat Wanita Ini Justru Berangus Driver dan Bunuh Ia di Tempat, ini Fakta Lainnya Mengenai Pelaku yang Masih di Bawah Umur

May N

Penulis

driver grabCar mengalami nasib naas saat terima pesanan empat wanita yang tidak bisa membayar ongkos perjalanan dan kemudian membunuhnya

Intisari-online.com -Kasus mengerikan terjadi di Pangalengan, Bandung pada bulan lalu.

Mayat seorang pria berumur 60 tahun ditemukan warga di tebing hutan Pinus di Pangalengan, 30 Maret 2020.

Jasad atas nama Samiyo Basuki Riyanto tersebut kemudian diselidiki oleh Polresta Bandung.

Mereka berhasil menciduk pelaku pembunuhan.

Baca Juga: Sebelum 'Dikunci Dalam Gelap' Ratusan Tahanan Ini Dikumpulkan Terlebih Dahulu dan Berdesak-desakan, Direktur Amnesty Internasional: Merendahkan Martabat

Melansir Tribun Jabar, korban merupakan seorang sopir Grab yang dipesan empat pelaku tujuan Jakarta - Bandung.

Kapolresta Bandung Hendra Kurniawan mengatakan, pelaku utama pembunuhan adalah seorang perempuan di bawah umur.

"Korban adalah sopir Grab yang ditemukan di jurang dalam kondisi meninggal. Pelakunya sebanyak empat orang, semua berjenis kelamin perempuan," ujarnya di Mapolresta Bandung, Senin (27/4/2020), dikutip dari Tribun Jabar.

Menurut Hendra, pelaku ERS alias Iki (15) yang juga pelaku pemukulan dan TGC alias Sela (19) menyewa grab untuk pergi ke Pangalengan Bandung.

Baca Juga: Selain Korea Utara Inilah 15 Negara di Dunia yang Mengklaim Bebas dari Virus Corona, Tetapi Salah Satunya Menyimpan Kisah Memilukan di Baliknya

Keduanya juga menjemput dua rekan lainnya sebelum sampai di tempat tujuan.

"Sebelum ke Pangalengan menjemput rekannya saudari AS alias Riska (20) di Jonggol Bogor, tujuan ke Pangalengan, kata Hendra.

Ketiga pelaku kemudian menjemput KS alias Risma.

Hendra mengungkapkan bahwa ke empat wanita itu adalah pasangan LGBT, yakni Iki dengan Sela, dan Riska dengan Risma.

Baca Juga: Nilai Tukar Mata Uang Negaranya Anjlok dan Harga Makanan Melambung Tinggi, Demonstran Bakar Bank dan Lempar Granat ke Pasukan Keamanan, Tinggal Selangkah Menuju Kekacauan Total

Untuk biaya perjalanan, mulanya mereka sepakat bakal membayar Rp 1,7 juta.

Namun karena tidak punya cukup uang, mereka mulai merencanakan pembunuhan.

"Karena tidak punya uang kemudian sodara Iki dan Risma sepakat untuk menghabisi korban dengan cara menggunakan kunci inggris yang ada di mobil tersebut," jelas Hendra.

Dalam upaya pembunuhan tersebut, Risma dan Iki berperan sebagai pelaku utama pembunuhan.

Baca Juga: Bukannya Menakuti, Ilmuwan Ungkap Virus Corona Mustahil Untuk Diberantas, Jika Vaksinnya Tidak Ditemukan Inilah yang Akan Terjadi di Masa Depan

Risma ditugaskan untuk membekap dan mencekik korban, sementara Iki memukuli kepala korban dengan kunci Inggris.

"Korban dipukul kepalanya kemudian sedikit goyang, kemudian dipukul lagi sebanyak 8 kali dan akhirnya meninggal," katanya.

Setelah meninggal, Riska membuang jenazah korban, dan Sela mencoba mengamankan barang bukti.

Mobil korban kemudian dikuasai oleh pelaku. Namun karena tak mahir menyetir, pelaku terlibat kecelakaan.

Baca Juga: Isi Kereta Kim Jong Un, Tempat Sang Tiran Ditemani Kippumjo Alias 'Brigade Budak Nafsu,' 20 Gerbongnya Menawarkan Ekses Mencolok Dinasti Kim

"Mereka (pelaku) tidak memiliki keahlian mengemudi, sehingga terjadi kecelakaan di Cikalong, Cimahi. Setelah itu kendaraan tersebut ditinggalkan begitu saja," ujar Hendra.

Melalui rekaman CCTV di lokasi kejadian, pihak kepolisian membekuk ke empat pelaku.

"Dari sana kami bisa menemukan pelaku dan beberapa hari ini berhasil menangkap semua. Pelaku utama saudari Iki masih di bawah umur, jadi tak bisa ditampilkan," tuturnya.

Pelaku, menurut Hendra, satu sama lain memiliki hubungan yang akrab.

Baca Juga: Masih Menjadi Pertanyaan di Mana Keberadaannya, Kim Jong-Un Disebut Menteri Korsel Mungkin Sembunyi karena Covid-19, ini Temuannya

"Mereka bertemu di beberapa daerah yang jauh dari Jakarta, Bekasi Jonggol dan Pangalengan ini menggunakan aplikasi Her," ujarnya.

Kasatreskrim Polresta Bandung, AKP Agta Bhuwana membenarkan adanya hubungan khusus antar pelaku.

"Ditemukan bahwa memang ada hubungan spesial antara keempat wanita itu. Mereka berkomunikasi dan bertemu melalui aplikasi Her yang ada di android," katanya.

"Empat orang ini merupakan dua pasang (lesbi) mereka saling mengenal sekitar 3-4 bulan," ucapnya.

Baca Juga: Selama 64 Tahun Hidup Bersama, Wanita Ini Tak Pernah Tahu Pekerjaan Suaminya, Ia Baru Temukan Kenyataan Mengejutkan Setelah Suaminya Meninggal

Aplikasi Her sendiri merupakan aplikasi chating bagi para Lesbi atau LGBT.

Akibat tindakannya, para pelaku dijerat pasal 338 dan 340 tentang pembunuhan atau pembunuhan berencana, dengan ancaman penjara 20 tahun dan maksimal seumur hidup.

(Rifka Amalia)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Ironis! 4 Wanita Lesbi dengan Biadabnya Bunuh Sopir Grab gegara Tak Punya Ongkos Bayar Perjalanan, Pelaku Utama Pembunuhan Masih Dibawah Umur"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait