Find Us On Social Media :

Fakta di Balik Bom Nuklir ke-3 'Demon Core' yang Akan Dijatuhkan ke Jepang, Ilmuwan Alami Hal Mengerikan Saat Membuatnya

By Adrie Saputra, Minggu, 29 April 2018 | 16:00 WIB

Dia pindah untuk menarik salah satu batu bata itu, tetapi dengan tidak sengaja dia menjatuhkannya langsung ke atas bola, menghasilkan cahaya biru dan gelombang panas.

Daghlian mengulurkan tangan segera dan mengambil batu bata, namun dia mendapat sensasi kesemutan di tangannya saat dia melakukannya.

Dalam waktu singkat dia telah menerima dosis radiasi yang mematikan.

Tangannya terbakar, melepuh, dan dia akhirnya jatuh koma setelah berminggu-minggu mual dan nyeri.

Dia meninggal hanya 25 hari setelah kecelakaan itu.

Petugas keamanan yang bertugas juga mendapat efek radiasi namun tidak mematikan.

Baca juga: Tempo Doeloe, Maling Baru Beraksi Kalau Roh Pelindung Desa Sedang Sibuk Bercinta

Insiden bom atom inti iblis belum selesai.

Pada tanggal 21 Mei 1946, salah satu rekan Daghlian, fisikawan bernama Louis Slotin, mendemonstrasikan eksperimen kekritisan serupa, menurunkan kubah berilium di atas inti.

Seperti batu tungsten karbida sebelumnya, kubah berilium memantulkan neutron kembali ke inti, mendorongnya ke arah kekritisan.

Slotin berhati-hati untuk memastikan kubah yang disebut tamper tidak pernah benar-benar menutupi inti.

Dia menggunakan obeng untuk mempertahankan celah kecil, memungkinkan cukup banyak neutron bisa 'melarikan diri'.