Find Us On Social Media :

Battle of the Nile : Misi Rahasia Pasukan Napoleon Mengusasi Mesir Lewat Laut yang Berakhir Tragis

By Agustinus Winardi, Minggu, 29 April 2018 | 09:00 WIB

Nelson kehilangan satu lengan setelah ekspedisi pertamanya sebagai admiral ke Santa Cruz di Canaries. Tapi kehilangan satu lengan tak membuat karir Nelson berhenti.

Mei 1798, Nelson dan armadanya dikirim untuk melakukan ekspedisi ke Mediterania dengan kekuatan tiga kapal.

Masing-masing bersenjata 74 meriam. Tambahan perkuatan diharapkan datang dari Inggris.

Tapi ekspedisi ternyata tidak berjalan lancar. Tanggal 20 Mei, kapal markas Nelson, HMS Vanguard bahkan hancur karena diterjang badai.

Namun berkat kegigihan Nelson, kapal berhasil diselamatkan. Sayang, kapten kapal frigatnya bersikukuh kembali ke Gilbraltar untuk perbaikan kapal yang rusak.

Karena tak sependapat, tinggalah Nelson tanpa frigat.Frigat ibarat mata bagi armada. Tanpa frigat, armada Nelson menjadi kurang awas.

Saat itu tanpa tahu kemana tujuan kapal-kapal perang Napoleon, akhirnya Nelson hanya bisa menduga-duga dan berharap saja.

Pada mulanya rute yang dijalani cukup jelas dan sama dengan rute Napoleon. Termasuk Elba (12 Juni) dan Civitavecchia (12-14 Juni 1798).

Di Naples, Duta Besar Inggris, Sir William Hamilton malah memperkirakan kapal-kapal perang Perancis sedang menuju Malta.

Tapi Nelson sendiri memperkirakan armada kapa perang Naoleon menuju Alexandria, Mesir dan India sesungguhnya adalah target utama.

Sementara itu, pangkalan Inggris di Cape St Vicent mengirimkan kapal lebih banyak lagi kepada Nelson.

Kapal-kapal ini bergabung dengan Nelson pada 7 Juni. Jajaran armada baru tersebut berkekuatan 14 kapal.