“Karena kita kini hidup hanya di satu tempat, jadi batas antara waktu tidur dan terjaga sudah tercampur. Ini mengganggu ritme sirkadian, akibatnya adalah merasa kelelahan di siang hari dan pusing saat bangun tidur,” katanya.
Cahaya matahari pagi juga berperan penting dalam siklus tidur karena reseptor mata bereaksi lebih kuat pada cahaya putih sinar matahari.
Menurut Espie, tubuh menggunakan cahaya matahari untuk melatih jam biologis 24 jam.
Selama masa karantina ini, semakin jarang orang yang terpapar sinar matahari karena bangun kesiangan atau malas ke luar rumah. Akibatnya, jam biologis tubuh sedikit berubah.
“Sangat penting untuk menjaga rutinitas dan terpapar sinar matahari. Ini berarti, bangunlah pada pagi hari, buka jendela, berolahraga, mandi, mulai bekerja, dan sebagainya,” katanya.
Meski pun hanya di rumah saja, memiliki rutinitas yang terjadwal setiap hari akan membantu ritme tubuh.