Find Us On Social Media :

Andai Saja Hidung Cleopatra Lebih Mancung, Jalannya Sejarah Mungkin Berbeda

By Tatik Ariyani, Rabu, 15 April 2020 | 06:30 WIB

“Saya Cleopatra", katanya sambil tersenyum.

Hari berikutnya si cantik Cleopatra sudah duduk disamping Caesar sebagai kekasihnya. Caesar, jenderal penuh disiplin dan salah satu genius terbesar dalam kemiliteran, terjerat oleh Cleopatra, Ratu  Mesir.

Caesar berada di Mesir untuk menghancurkan kekuasaan Pompeius saingannya. Setelah jatuh cinta pada Cleopatra, Caesar berhenti mengejar pengikut-pengikut Pompeius. la meninggalkan kebiasaannya hidup dikemah dibawah alam terbuka dan terik matahari untuk berpesta-pora di istana Alexandria dan merayu kekasihnya.

Baca Juga: Para Ahli Memprediksi Akan Terjadinya 'Gelombang Kedua' Virus Corona di Indonesia, Apa Maksudnya?

Beberapa bulan kemudian di bengawan Nil nampak kapal beriring-iring. Paling depan dahabigeh kerajaan: perahu sepanjang 300 meter, lebar 55 meter dan setinggi rumah duapuluh tingkat. Ini perahu Caesar dan Cleopatra.

Didalamnya terdapat banyak kamar-kamar pesta, kuil-kuil Venus dewi asmara dan Dyonisos dewa anggur. Perahu mewah ini diiringi 400 kapal lainnya dengan beribu-ribu serdadu Roma dan Mesir.

Rombongan Caesar dan kekasihnya menuju Thebe, ibukota lama dari kerajaan Mesir; kemudian ke air terjun Aswan. Dalam perjalanan yang lamanya 5 minggu itu pesta pora tak ada hentinya. Sebab Cleopatra yang pada waktu itu mengandung, ingin menghadiahkan kerajaan Mesir kepada jenderai Roma kekasihnya.

Sepulangnya dari perjalanan Cleopatra melahirkan anak laki-laki: Cesarion alias Ptolemaeus Caesar. Baru sesudah ini Caesar berangkat lagi kemedan perang Asia Kecil (Tentang peperangan inilah Caesai menulis kalimat yang terkenal itu: Veni, vidi, vid, aku datang. aku melihat, aku menang). Kemudian ke Afrika Utara lagi untuk menghancurkan sisa-sisa pengikut Pompeius.

Baca Juga: Semakin Beragam Gejala Virus Corona yang Muncul, Ahli Perancis Sebut Beberapa Masalah Kulit Ini Bisa Merupakan Gejala Infeksi Covid-19

Caesar berada di Roma. Begitu perang selesai, Caesar  merindukan kekasihnya. Cleopatra bersama Cesarion didatangkan ke Roma. Mereka ditempatkan oleh Caesar disuatu villa indah dipinggir bengawan Tiber.

Pengaruh Cleopatra menghebohkan Roma. Caesar lebih banyak tinggal disamping kekasihnya daripada disamping Calpurnia isterinya. Di mata Caesar Cleopatra adalah penjelmaan Dewi Asmara. Maka didirikannya kuil Dewi Venus Genitrix dengan patung Cleopatra tanpa pakaian.

Atas saran Cleopatra Caesar mendatangkan ahli-ahli astronomi dari Alexandria untuk mengubah sistim penanggalan lama. (Hasilnya: sistim Julius yang menjadi dasar dari penanggalan kita sekarang!).