Find Us On Social Media :

Sebulan Ditetapkan Jadi Pandemi, ini 5 Perkembangan Penting yang Terjadi di Dunia dengan Covid-19

By Maymunah Nasution, Minggu, 12 April 2020 | 20:12 WIB

Ilustrasi corona

Intisari-online.com - Sudah sebulan berlalu sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah virus corona baru sebagai sebuah pandemik.

Wabah ini pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China, akhir Desember 2019 lalu.

Hingga kini, virus corona telah menyebabkan lebih dari 100.000 orang di dunia meninggal dunia.

Lebih dari 1,7 juta kasus infeksi Covid-19 telah dilaporkan terjadi di sebagian besar negara di dunia.

Baca Juga: Cara Ikut Program Kartu Pra Kerja Bagi Driver Ojek Online, Tak Hanya Korban PHK

Dari jumlah tersebut, hampir 400.000 pasien juga telah dinyatakan sembuh.

Namun, belum ada vaksin yang ditemukan atau pun pengobatan secara spesifik untuk kasus Covid-19.

Melansir Kompas.com dari Al Jazeera, berikut adalah lima perkembangan penting selama satu bulan terakhir sejak wabah virus corona ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO:

1. Peningkatan kasus global

Baca Juga: Inilah 9 Manfaat Daun Saga untuk Anak, Mengobati Batuk hingga Menambah Nafsu Makan

Sejak dideklarasikan sebagai pandemi 11 Maret lalu, jumlah kasus Covid-29 secara global terus mengalami peningkatan.

Selama satu bulan, terjadi peningkatan yang cukup tinggi, yaitu dari 118.000 kasus menjadi lebih dari 1,7 juta kasus.

Jumlah kematian pun mengalami peningkatan dari 4.300 kasus menjadi lebih dari 100.000 kasus dalam waktu satu bulan.

2. Penurunan kasus infeksi di China

Baca Juga: Ada 3 Varian Virus Corona, Namun Versi A yang Paling Dekat dengan Covid-19 Bukan Ditemukan di Wuhan, Tapi di Negara Ini

Kasus-kasus di daratan China mengalami penurunan dalam satu bulan terakhir.

Bahkan, negara ini telah melaporkan tingkat jumlah kasus baru terendah sejak Januari lalu.

Tidak ada kasus domestik baru yang dilaporkan pada 18 Maret 2020.

Kejadian ini merupakan yang pertama kali sejak dimulainya wabah.

Baca Juga: Jika Ibu Positif Virus Corona, DiaTetap Boleh Menyusui Bayinya, Asal Lakukan Hal Ini

Kemudian, pada 7 April, tidak ada kematian baru yang dilaporkan.

Sementara itu, di Wuhan, di mana karantina dijalankan secara agresif, kehidupan perlahan kembali normal.

Setelah ditutup selama 11 minggu sejak akhir Januari, kebijakan ini telah sepenuhnya dicabut.

3. Eropa menjadi episenter baru

Baca Juga: Resmi, OPEC Akan Pangkas Produksi Minyak, Rupiah Diperkirakan Bisa Menguat Senin (13/4)

Episenter wabah virus corona kini berpindah ke Eropa, dengan lonjakan kasus yang terjadi di Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman.

Empat negara tersebut telah melebihi jumlah kasus yang dikonfirmasi di China.

Adapun jumlah kematian di Spanyol, Italia, dan Perancis kini lebih dari empat kali jumlah kematian di negara Asia.

Selain Eropa, kasus di AS juga menjadi yang tertinggi saat ini, yaitu dengan lebih dari 500.000 kasus.

Baca Juga: Sebelum AS Jadi Negara Paling Parah Terdampak Covid-19 di Dunia, Rupanya Trump Terima Surat Peringatan tentang Potensi Kematian Setengah Juta Warganya karena Pandemi Ini, Tapi Begini Reaksinya

Jumlah kematian di AS menjadi nomor dua terbanyak setelah Italia.

WHO pun telah memperingatkan bahwa AS berpotensi menjadi episenter baru dengan adanya percepatan infeksi yang sangat besar.

4. Pembatasan dan lockdown

Sebulan berlalu, semakin banyak pula negara yang memberlakukan lockdown, jam malam, dan penutupan perbatasan sebagai bentuk upaya untuk memperlambat penyebaran virus.

Baca Juga: Seperti Apa Kondisi Dunia Setelah Pandemi Covid-19 Berakhir? Martin Panggabean Sebut Industri Dunia Pasti Berubah, Seperti Apa?

Pada 27 Maret lalu, India mengumumkan lockdown total selama 21 hari untuk 1,3 miliar masyarakatnya.

Sedangkan Afrika Selatan memberlakukan pembatasan nasional untuk 57 penduduk di wilayahnya.

Selain itu, lockdown dengan batas waktu yang belum ditentukan juga diberlakukan oleh Filipina.

Negara ini melarang perjalanan masuk dan keluar dari 16 kota Metro Manila.

Baca Juga: Negara Paling Parah Terdampak Covid-19 di Amerika Latin Ini Bagikan Peti Mati Kardus karena Kewalahan Urus Jenazah Korban Virus Corona, Warga pun Tak Terima: 'Bayangkan Mengangkut Mayat dan Hujan Turun!'

Sementara itu, lebih dari 57 juta orang akan tetap dikarantina di utara pulau Luzon hingga 30 April mendatang.

Peningkatan jumlah kasus dan kematian juga memaksa AS dan Jepang untuk mendeklarasikan status darurat virus.

AS mengalokasikan 50 milliar dollar AS bagi pemerintah negara bagian dan lokal sebagai dana untuk merespons wabah.

Sedangkan Jepang mengumumkan paket stimulus senilai 990 miliar dollar AS untuk mengatasi krisis yang terjadi akibat Covid-19.

Baca Juga: Bohongi Petugas Medis Saat Diperiksa, Pasien Covid-19 ini Buat 76 Pegawai RSUD Purwodadi Harus Segera Jalani Rapid Test, Rupanya Begini Ulah Bohongnya

Di Timur Tengah, negara-negara juga meningkatkan tindakan, di antaranya adalah lockdown di Turki, Arab, dan Tunisia, serta jam malam yang diberlakukan di Uni Arab Emirat (UAE) dan Yordania.

5. WHO dikritik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikritik karena pendekatan dan penanganan pandemik Covid-19.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam untuk membekukan pendanaan ke WHO dan menyebut pendekatan penanganan virus corona sangat China-sentris.

Baca Juga: Baru 2 Hari Dilarang, Kini Kemenhub Bolehkan Ojol Bawa Penumpang, Asal...

WHO pun menyerang Donald Trump dan menolak bahwa hal tersebut China-sentris dan menuduh Trump mempolitisasi pandemi Covid-19.

"Fokus dari semua ini adalah untuk menyelamatkan orang-orang. Tolong jangan mempolitisasi virus," kata Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah arahan di Jenewa ditujukan kepada seluruh pemimpin dunia.

(Vina Fadhrotul Mukaromah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Perkembangan Penting Setelah Satu Bulan Penetapan Pandemik Covid-19"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini