Namun, rupanya WHO telah mengenalkan panduan tahun 2015 silam untuk kurangi dampak negatif seperti melabeli orang-orang dari daerah tersebut.
Dampak serius dari stigma yang muncul dari nama virus menyerang mahasiswa dari China dan negara di Asia yang lain.
"Menyakiti keragaman di kampus universitas dan sudut pandang keberagaman di bidang akademik," ujar permintaan maaf tersebut.
"Akan menjadi tragis jika stigma yang dipompa oleh virus Corona, membuat pemuda Asia ditolak dari universitas internasional, menghambat pendidikan mereka sendiri, mengurangi kesempatan mereka dan penelitian tidak berkembang padahal saat pengembangan dari mereka sangat diperlukan," ujar permintaan maaf tersebut.
"Stigma virus Corona harus dihentikan, sekarang."
Beijing telah dengan keras menyatakan keberatan terkait pernyataan kaitan Covid-19 dengan China.
Mereka mengatakan asal virus Corona masih belum jelas dan menelusuri dari mana asalnya harusnya diberikan kepada komunitas ilmiah bukan justru untuk langkah politik.
Sebelumnya, Presiden Amerika Donald Trump berkali-kali gunakan ungkapan "virus China" dalam penjelasannya terkait krisis kesehatan sebelum akhirnya muncul protes ungkapkan betapa kasar bahasanya dari komunitas Asia-Amerika.