Penulis
Intisari-online.com -Meningitis yang diderita oleh mendiang musisi kawakan Indonesia Glenn Fredly rupanya bukan sakit yang biasa.
Penyakit peradangan selaput otak tersebut ternyata bisa sampai buat tubuh harus diamputasi.
Seperti yang terjadi pada gadis ini.
Pada tahun 2017, Harmonie-Rose Allen yang saat itu berusia tiga tahun kehilangan lengan dan kakinya karena meningitis saat masih bayi.
Harmonie terserang penyakit meningitis yang mematikan pada bulan September 2015 saat berusia sembilan bulan.
Ia telah diamputasi sebanyak empat kali untuk tindakan penyelamatan dari penyakit mematikan yang dideritanya.
Akhirnya ia kehilangan lengan dan kakinya untuk menyelamatkan hidupnya.
Penyakit itu adalah salah satu kasus meningitis terburuk adalah yang pernah ditemukan oleh dokter.
Harmonie juga beresiko mengalami gangguan penglihatan dan masalah belajar.
Namun, ia gadis kecil yang selalu berjuang keras dan bersemangat menjalani kehidupannya.
Ia tetap bisa menikmati perayaan liburan bersama keluarganya.
Dia tampak ceria dalam sweater Natal saat dia meluncur di arena es buatan di Avon Valley Adventure and Wildlife Park di Keynsham, Somerset.
Kini ia bisa berjalan dengan menggunakan kaki palsu, dia meluncur dengan keluarganya di Glice Rink.
Glice Rink adalah tempat dengan permukaan es sintetis yang baru yang ada di Somerset yang sekaligus pertama di Inggris untuk bermain skating.
Orang tua Harmonie, Freya dan Ross, mengatakan bahwa Harmonie menggunakan liner/pelapis di ujung kakinya untuk meluncur melintasi es sintetis.
Dokter mengatakan mungkin masih sulit bagi Harmonie untuk bermain es, tapi dia menganggapnya seperti susuatu yang alamiah.
Pelapis yang dia pakai memiliki bantalan khusus di bagian bawah sehingga dia tidak tergelincir.
Harmonie membutuhkan kaki palsu baru setiap enam sampai sembilan bulan dan akan terus memiliki kaki lurus sederhana sampai dia merasa siap untuk beralih ke prostetik yang memiliki lutut.
Lain halnya dengan kisah Harmonie, wanita ini harus mengalami nasib kurang mujur karena meningitis.
Seorang wanita asal Inggris, Tammy Saunders (34), kehilangan hampir separuh wajahnya akibat meningitis septicaemia, keracunan darah ketika bakteri meningitis berkembang biak tanpa dapat dikendalikan dalam darah.
Semua berawal pada saat Natal beberapa tahun lalu.
Di masa seharusnya ia berkumpul dengan keluarga dan temannya, ia mulai merasa tidak enak badan.
Tammy semula menduga ia terkena kuman.
Dua hari kemudian, dia merasa sangat sakit sampai tidak bisa makan dan kaki serta bibirnya mati rasa.
Wanita yang sebelumnya bekerja di perusahaan garmen wanita itu lalu dilarikan ke rumah sakit di Colchester.
Dokter segera menyadari bahwa penyakitnya serius, tetapi septikemia meningokokus sangat jarang terjadi pada orang dewasa - lebih banyak pada anak-anak - dan butuh 10 hari untuk didiagnosa.
Pada saat itu, kerusakan akibat infeksi tersebut telah menghancurkannya.
Baca Juga: Mau Hilangkan Jerawat Gunakan Saja Masker Lemon dan Kopi, Begini Cara Buatnya dan Manfaat Lainnya
Sekitar 10 hari kemudian Tammy sudah sadar dan ia menjalani cuci darah akibat gagal ginjal, sementara itu anggota tubuhnya telah melepuh dan membengkak 2 kali lebih besar dari ukuran normal.
Daerah sekitar mulut dan hidungnya telah menghitam, seolah-olah dia terkena radang beku.
Dokter akhirnya membuang bagian tersebut.
"Tentu saja saya kecewa ketika pertama kali melihat wajah saya di cermin - saya tidak mengira itu adalah saya," kenangnya.
"Tetapi saya bertekad untuk tetap berpikir positif karena saya bersyukur masih tetap hidup.”
Butuh waktu lebih dari dua bulan sebelum ia menyadari bahwa nekrosis (kematian jaringan) telah terjadi dan jaringan yang mati tidak bisa bergenerasi lagi.
Selama di rumah sakit dia berada dalam pengawasan Peter Dziewulski, konsultan dan ahli bedah rekonstruksi di Rumah Sakit Broomfield Chemsford.
Dokter melakukan operasi "penutup lokal" di bagian pipinya yang direposisi untuk menutupi rahang atas yang terbuka.
Tammy juga melakukan cangkok kulit pada kaki dan lengannya.
Operasi lebih lanjut, termasuk satu yang dilakukan untuk membentuk kembali hidungnya akan dilanjutkan.
Luasnya kerusakan - jaringannya telah rusak hingga ke tulang di beberapa tempat - mengartikan bahwa Tammy harus belajar berjalan kembali dan hanya memiliki mobilitas yang terbatas.
"Itu lebih mengganggu saya lebih dari apa yang terjadi pada muka saya," katanya.
Sebelumnya ia adalah wanita yang hobi menari dan tergolong kreatif.
"Wajah saya merupakan hal estetika. Saya bisa bernapas dan makan. Saya sering lupa bagaimana penampilan saya, tapi ketika orang lain menatap wajah saya, itu membuat saya mengingat apa yang sudah terjadi," katanya.
Serial TV
Saat ini kisah hidup Tammy akan ditayangkan dalam salah satu film seri dokumenter kontroversial di Inggris.
Film seri "The Undeteables" itu bercerita tentang orang-orang cacat dalam upayanya mencari cinta.
Selain Tammy, film itu juga menampilkan penderita Asperger dan seorang pria muda dengan Tourette.
Serial itu telah mendapat banyak kritik dari beberapa dokter yang menuduh produser film memanfaatkan kecacatan mereka untuk hiburan.
Tetapi acara ini memiliki rating yang bagus dengan jumlah penonton berkisar 2,3 juta.
Tammy sendiri bertekad untuk tidak mau sendiri selamanya.
"Saya ingin bertemu pria yang mencintai saya karena saya masih orang yang sama, bahkan jika saya mendapatkan 50 kali operasi wajah," katanya.
Tammy juga menyadari bahwa dia sebelumnya tidak pernah kesulitan untuk mendapat perhatian laki-laki.
Namun beberapa pria kini tidak dapat melihatnya “di luar” bekas lukanya.
(Ade Sulaeman, Tatik Ariyani)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Tammy Saunders, Wanita yang Kehilangan Separuh Wajahnya Akibat Virus Meningitisdan Terserang 'Meningitis Terburuk yang Pernah Ditemukan Dokter' Bayi Ini Kehilangan Kaki dan Tangannya
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini