Find Us On Social Media :

Lempar Cakram, Olahraga Atletik Tertua, Tidak Heran Susah Memenanginya

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 6 Mei 2018 | 11:45 WIB

Baca juga: Ayo 'Nobar' Asian Games 2018 Bareng Keluarga, Ini 5 Manfaatnya

Dalam 19 kejuaraan atletik Olimpiade, dari 1896 sampai 1980, 13 kali medali emas direbut oleh pelempar-pelempar AS, dan di antaranya 12 kali menciptakan rekor Olimpik.

Dari 13 kali gelar juara Olimpiade itu terdapat tiga atlet yang berhasil lebin dari sekali menggondol medali emas, yaitu Martin Sheridan, Clarence Houser, dan Alfred Oerter.

Setiap kali menang ketiga atlet ini menciptakan rekor Olimpik. Namun, dari tiga orang ini Oerterlah atlet yang terhebat.

Sheridan dan Houser hanya dua kali berturut-turut menang, Sheridan pada tahun-tahun 1904 dan 1908, sedang Houser 1924 dan 1928, Alfred Oerter menang empat kali, 1956, 1960, 1964 dan 1968.

Alfred Oerter ialah seorang atlet luar biasa, yang mampu berprestasi luar biasa pada  kesempatan luar biasa pula. Tiap kali menang dalam peristiwa besar Olimpiade itu, Oerter mengungguli orang-orang yang pada waktunya berprestasi lebih baik, bahkan menciptakan rekor dunia.

Baca juga: Evolusi Kayak, Salah Satu Cabang Olahraga Asian Games yang Seru!

Tahun 1956 rekor dunia dipegang oleh Fortune Gordien, juga dari AS, 59.91 m. Namun di Melbourne, 1956, Oerterlah yang menggondol medali emas, meski rekor Olimpiadenya tidak sebaik itu, hanya 56.36 m.

Tahun 1960 di Roma, Al Oerter menangkan emas lagi dengan lemparan rekor Olimpik, 59.18 m, padahal sebulan sebelumnya rekan senegaranya, Rink Babka, menyamai rekor dunia atas nama Ed Piatkowski dari Polandia, 59.91 m.

Tampaknya Al Oerter mencapai puncak prestasinya pada tahun 1962 dan 1963. Tahun 1962, dua kali dia menciptakan rekor dunia. Bulan Mei dengan lemparan sejauh 61.10 m dan awal Juli memperbaikinya sampai 62.44 m.

Hampir setahun kemudian dia menambahkan 50 cm pada rekor dunianya itu. Walaupun demikian peluangnya untuk menjadi trijuara Olimpade pada tahun 1964 di Tokio tampaknya sangat kecil.

Ludvik Danek dari Ceko maju pesat, di mana-mana di Eropa lempar cakram mendekati rekor dunia Oerter. Selain itu di Tokio, Oerter menderita cedera pada tulang punggungnya akibat salah gerak dalam suatu latihan.