Find Us On Social Media :

Baru Sedikit Lega dari Covid-19, China Kembali Diguncang Ancaman Wabah Baru Berasal Dari Babi, Ditemukan Sudah 289 Babi Terkontaminasi

By Afif Khoirul M, Selasa, 7 April 2020 | 13:45 WIB

Ilustrasi virus baru muncul dari babi.

Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu China mengumumkan bahwa negaranya sedikit lega setelah wabah virus corona mulai mereda.

Beberapa kota di Hubei termasuk Wuhan, berangsur sudah mulai kembali normal dan dibuka dari lockdown.

Namun, hanya beberapa waktu setelah kabar baik itu diterima China, kabar buruknya negara itu kembali mendapatkan ancaman wabah.

Melansir Daily Star pada Minggu (5/4/20) Pemerintah China mengumumkan kehawatiran bahwa ada wabah baru yang muncul.

Baca Juga: Jadi Perhatian Para Ahli Belakangan Ini, Berapa Lama Pembawa Virus Corona Tanpa Gejala Bisa Menularkan kepada Orang Lain?

Mereka khawatir, pandemi global kedua akan muncul kembali setelah virus corona.

Dalam klaimnya China kembali menemukan virus super-infeksi baru, yang berada di luar kendalinya, sama seperti kemunculan virus corona.

Sebuah peternakan babi di Yunyang, Choquin diliputi virus mematikan yang berasal dari Babi, memicu kepanikan massal daerah itu.

Penyidik menemukan setidaknya ada 298 babi yang terkontaminasi dengan virus ini, semuanya diangkut secara ilegal dari tempat lain.

Baca Juga: Tak Digaji hingga Terpaksa Makan Tikus, Beginilah Derita TKI Ilegal Indonesia Bertahan Saat Lockdown di Malaysia

Virus tersebut diyakini sebagai jenis mematikan dari flu babi yang berasal dari Afrika.

Penemuan ini memicu kepanikan, di peternakan asli tempat babi-babi itu dikembangbiakkan.

Jika dibiarkan, virus itu bisa berpotensi menyebar ke jutaan babi lainnya di China.

Namun pejabat mencoba menjamin bahwa wabah ini masih bisa ditangani dengan cepat.

Flu babi berasal dari Afrika, disebabkan oleh babi hidup atau mati, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tidak ada vaksin untuk mencegah penularan virus ini yang bisa menyebar dari babi ke babi lain hingga ke manusia.

Baca Juga: Selain Korea Utara, Negara Ini Juga Klaim Tak Miliki Satu pun Kasus Covid-19 Hingga Sekarang, Warganya Justru Takut

Manusia yang terinfeksi dengan virus ini, akan mengalami reaksi terengah-engah dengan bercak merah mengerikan pada kulit mereka.

Gejalanya termasuk demam tinggi, batuk dan sesak napas hampir mirip seperti virus corona.

Penemuan ini muncul di tengah kehawatiran China telah berbohong tentang tingkat penyebaran virus corona dan jumlah kematian yang sebenarnya.

Para ahli dan peneliti semuanya membidik pasar hewan di China, yang terus diselidiki karena menjadi sumber potensial virus corona.

Dalam kasus awal China diduga menangkap dokter yang menyebarkan informasi soal virus ini, seperti Dr Li Wenliang.

Li Wenliang ditangkap oleh polisi karena dituduh menyebarkan wacana fiktif tentang munculnya penyakit misterius yang dianggap mirip SARS yang berasal dari pasar Wuhan.

Baca Juga: Hanya Ditutupi Plastik Mayat-mayat Ini Dibiarkan Terbaring di Pinggir Jalan, Karena Petugas Kewalahan Urus Makam Jenazah Pasien Virus Corona

Namun, setelah virus itu menyebar China justru membalikkan fakta dan mencoba menutupi tuduhan-tuduhan tersebut.

Sementara itu seorang dokter lain bernama Ai Fen yang juga termasuk orang yang menginformasikan soal virus corona di China dilaporkan menghilang baru-baru ini.

Saat ini meski China sudah mulai membaik dari virus corona, banyak negara melayangkan tuduhan ke negeri Panda karena dianggap mencoba menutupi kebenaran soal virus ini.