Find Us On Social Media :

Jumlahnya Terbesar di Dunia, Ini Fakta-fakta Mengerikan tentang Pasukan Khusus Korea Utara, Siap Lancarkan Serangan Bunuh Diri dengan Senjata Biologi

By Mentari DP, Sabtu, 4 April 2020 | 18:50 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Intisari-Online.com - Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara dengan militer terbaik di dunia.

Dari jumlah pasukan hingga teknologi yang mereka punya.

Hanya saja, berapa totalnya dan apa saja yang mereka miliki masih misterius karena negara ini sangat tertutup dari negara luar.

Tapi yang pasti Korea Utara juga memiliki pasukan khusus.

Baca Juga: Kisah 'Celengan Babi' Kim Jong Un, Rahasia Kekayaannya untuk Beli Barang-barang Mewah dan Membuatnya Tidak Akan Pernah Bangkrut

Bahkan demi membasmi pasukan khusus AS seperti Navy SEAL, Korut menggembleng personel pasukan khususnya melalui cara-cara sangat keras dan brutal.

Jika diamati dari video You Tube yang beredar selain menggabungkan latihan militer yang keras dan brutal, pasukan khusus Korut juga digembleng dengan ilmu kanuragan seperti debus dan beladiri ala kungfu Shaolin.

Dalam suatu kesempatan unjuk kemampuan di depan pemimpin Korut Kim Jong Un, pasukan khusus Korut tampak mahir memainkan bela diri Tae Kwon Do, memecahkan benda keras berupa tumpukan batu bata dan genting menggunakan kepala, kebal senjata tajam seperti kapak, dan lainnya.

Baca Juga: Mobilnya Tabrak Pembatas Jalan dan Terbakar, Wakil Jaksa Agung Tewas dalam Kecelakaan di Tol Jagorawi, Ini Penyebab Mobil Terbakar Saat Kecelakaan

Dari sejarah pembentukannya Keberadaan pasukan khusus Korea Utara tak lepas dari kepentingan politik Kim Il Sung.

Kemampuan mereka dalam menggelar pertempuran nonkonvensional telah dirintis dari masa gerilya komunis melawan pendudukan Jepang.

Doktrin Korut difokuskan kepada kombinasi dari satuan konvensional dan nonkonvensional untuk melawan musuh tidak hanya di garis depan tapi juga yang berada jauh di garis belakang.

Pasukan khusus Korut mengemban misi pengintaian (reconnaissance), memotong jalur komunikasi, serbuan mendadak dan menghancurkan jalur suplai musuh.

Tugas pasukan khusus Korut lainnya adalah penghancuran pos komando dan lapangan terbang, penculikan atau pembunuhan politik terhadap tokoh politik dan militer yang menentang Kim Il Sung serta pemimpin Korut terkini Kim Jong Un.

Ada beberapa metode yang dipakai dalam infiltrasi oleh pasukan khusus Korut.

Yaitu bisa melewati lorong bawah tanah di bawah garis demilitarization zone (DMZ), menggunakan pesawat terbang tanpa mesin (glider), atau kapal selam mini dan perahu yang beroperasi di sepanjang pantai.

Bila diperlukan, mereka secara diam-diam bahkan bisa menyerang konsentrasi pasukan AS yang berpangkalan di Jepang.

Hingga saat ini, Korut sedikitnya telah mengembangkan pasukan operasi khusus mereka.

Misalnya saja pada awal 2003, mereka memiliki 203 Special Forces Brigade dan 18 batalion lebih kecil.

Total kekuatan mencapai 100.000-120.000 prajurit.

Baca Juga: Dianggap Konyol Karena Berlari di Samping Mobilnya, Nyatanya Ada Siksaan Tak Manusiawi yang Harus Pengawal Kim Jong Un Jalani Saat Latihan, Termasuk Pencucian Otak

Tapi berdasar data yang dimiliki militer Korut, pada tahun 2017, Korut sedikitnya telah memiliki 200.000 personel pasukan khusus dan dari sisi jumlah merupakan yang terbesar di dunia.

Unit-unit pasukan Korut dipecah kedalam tiga kelompok, yakni pengintaian (reconnaissance), infanteri ringan, dan sniper.

Unit reconnaissance beroperasi dalam tim kecil di belakang garis musuh dan menunjukan target dengan cepat.

Unit ini pernah beroperasi di Korea Selatan dan sempat terlibat kontak dengan unit sejenis dari Selatan.

Dalam insiden yang dipublikasikan itu, terlibat kapal selam khusus dari armada kecil 1 dan Skadron 22.

Mereka menyusupkan tiga personel komando dan 21 personel AL.

Insiden yang dimulai pada subuh, 19 September 1996, itu ternyata jadi misi yang gagal karena mengorbankan hampir semua nyawa personel.

Hanya seorang dari komando Korut yang tertangkap oleh pasukan Korsel setelah melalui pertempuran sengit.

Hingga saat ada sekitar 10.000 personel reconnaissance yang tersebar di 17 batalion reconnaissance.

Sementara pasukan Infanteri ringan (light infantry) bertugas sebagai satuan serang cepat dan dilatih untuk bergerak cepat dalam situasi apapun.

Unit ini terwadahi dalam satu kompi pasukan atau setingkat batalion.

Dalam operasi tempur yang bersifat rahasia, jika dibutuhkan infanteri lintas udara ringan akan disusupkan via helikopter atau parasut.

Baca Juga: Jadi Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Indonesia dengan 1.028 Kasus, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Punya Kabar Baik untuk Warganya, Apa Itu?

 

 

Ada sekitar 20.000 personel di tiga Brigade Lintas Udara Infanteri Ringan dan sekitar 50.000 Batalion Infanteri Ringan.

Satuan terakhir adalah sniper, lebih kecil dari infanteri ringan namun beroperasi dalam tim-tim khusus.

Selain itu, juga masih ada Brigade Sniper Angkatan Udara dan Ampibi.

Brigade Sniper Ampibi melakukan infiltrasi menggunakan perahu atau kapal selam.

Dalam misi senyapnya mereka akan menyerang target seperti pangkalan militer, infrastruktur seperti pusat pembangkit tenaga nuklir dan industri strategis.

Sedangkan Brigade Sniper AU, akan menyerang fasilitas di bandara dan pangkalan udara seperti air traffic control dan pertahanan udara.

Untuk kekuatan pasukan sniper ini, Korut juga terbilang yang terbesar.

Pasalnya masih ada sekitar 10 brigade sniper lainnya dengan total personel mencapai lebih dari 75.000 orang.

Tapi yang paling mengerikan pasukan Korut juga masih memiliki pasukan khusus yang para personelnya siap melancarkan serangan bunuh diri menggunakan senjata biologi yang dibawanya. (Agustinus Winardi)

Baca Juga: Tak Hanya Demam dan Batuk, Pasien di Balikpapan Ini Juga Alami Gejala Baru Virus Corona, 'Saya Tidak Bisa Cium Bau Apa-apa'