Bukan Lagi Hanya untuk Orang Sakit, WHO Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker di Tempat Publik, Tapi...

Khaerunisa

Penulis

Kini, Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan dukungan agar semua orang menggunakan masker di tempat umum

Intisari-Online.com - Penggunaan masker sudah menjadi perbincangan sejak awal virus corona muncul.

Masker menjadi salah satu hal yang diandalkan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Bahkan, sampai terjadi kelangkaan masker. Meski penimbunan masker oleh orang-orang tak bertanggungjawab juga menjadi faktor pendukung kelangkaan tersebut.

Kini, Badan Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan dukungan agar semua orang menggunakan masker di tempat umum untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona jenis baru.

Baca Juga: Rekor Suram, Spanyol Mencatat 950 Kematian Akibat Virus Corona Dalam Sehari, Polisi Mengharap Sumbangan Masker Snorkeling untuk Diubah Jadi Ventilator

Tapi masker medis diutamakan untuk orang sakit, lalu bagaimana yang sehat?

Sebelumnya, WHO merekomendasikan penggunaan masker hanya oleh mereka yang sakit, petugas medis, dan mereka yang merawat orang sakit.

Dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (4/4/2020), Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Michael Ryan menyetujui penggunaan masker di tempat umum oleh semua orang. Cara ini diyakini dapat mengurangi risiko penularan Covid-19.

"Ada situasi di mana penggunaan masker mungkin bisa mengurangi angka penularan dari orang yang terinfeksi kepada orang yang lain," ujar dia, Jumat (3/4/2020).

Baca Juga: Dulu Nikahi Anak Usia 12 Tahun, Kini Syekh Puji Kembali Nikahi Anak Usia 7 Tahun, '2 Kali Nikahi Anak Bisa Dikategorikan Pedofil'

"Kami akan mendukung pemerintahan yang tengah mempertimbangkan penggunaan masker sebagai strategi komprehensif kontrol penyakit ini," lanjut Ryan.

Namun, WHO tetap menekankan masker medis diutamakan hanya digunakan oleh petugas medis.

Sementara, mereka yang sehat bisa menggunakan masker yang berasal dari kain, atau masker buatan sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada.

Dengan demikian, stok masker medis tidak akan semakin sulit untuk didapatkan, dan semua pihak tetap bisa mendapatkan perlindungan diri sesuai dengan kebutuhannya.

Baca Juga: Penolakan Pemakaman Korban Covid-19 Terjadi di Berbagai Daerah, Ini Kata Pakar UGM Soal Virus Pada Jenazah Pasien Positif Corona, Apakah Langsung Hilang?

"Masker bedah dan medis, dan masker seperti N95 untuk sistem medis dan kita harus memprioritaskan penggunaannya untuk mereka yang ada di garis terdepan," kata Ryan.

Berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan para peneliti dari University of Hong Kong, penggunaan masker medis memang terbukti dapat mencegah penyebaran virus corona dan influenza dari orang-orang yang menunjukkan gejala.

Oleh karena itu, sejumlah negara di Eropa seperti Austria, Slovakia, dan Ceko, bahkan Amerika Serikat telah mengeluarkan imbauan pada warganya untuk menutup mulut dan hidungnya menggunakan masker saat berada di ruang publik.

Baca Juga: Dulu Nikahi Anak Usia 12 Tahun, Kini Syekh Puji Kembali Nikahi Anak Usia 7 Tahun, '2 Kali Nikahi Anak Bisa Dikategorikan Pedofil'

Dilansir dari The Washington Post, Selasa (31/3/2020), Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS tengah mempertimbangkan anjuran penggunaan masker oleh masyarakat saat berada di tempat umum.

Penggunaan masker dinilai dapat berkontribusi dalam melandaikan kurva angka penyebaran virus yang terjadi di AS.

Masyarakat diminta menggunakan masker kain yang bisa dibuat sendiri, dan tidak menggunakan masker medis yang jumlahnya sangat terbatas dan sangat dibutuhkan petugas medis.

Meski berbeda kapasitas dengan masker medis, masker buatan sendiri tetap bisa menurunkan risiko terjadinya penularan dari satu orang ke orang lainnya.

Baca Juga: Bikin Geger Satu Desa, Pasien Positif Corona di Sumsel Ini Masih Keluyuran Keliling Kota Naik Ojek, Dinas Kesehatan Ungkap Alasannya

Direktur Johns Hopkins Center for Health Security, Thomas Inglesby meminta CDC untuk mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan masker medis.

Namun, ketika sudah menggunakan masker, bukan berarti mereka bisa menyepelekan kewajiban untuk menjaga jarak aman atau physical distancing Pakem-pakem dalam pelaksanaan pembatasan sosial atau fisik harus tetap ditaati meskipun sudah mengenakan masker.

Salah satunya tidak berdiri berdekatan dengan orang lain dan menjaga jarak minimal 1,8 meter.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Sosok Bandit Toko Emas ini Justru Meninggal Mendadak Karena Infeksi Covid-19, Dari Mana Tertularnya?

Singapura anjurkan penggunaan masker Singapura juga memberlakukan kebijakan yang sama.

Setelah ditemukan bahwa penderita Covid-19 tidak selalu bergejala dan tetap bisa menularkan virus, Pemerintah Singapura menarik larangan penggunaan masker oleh masyarakat umum.

Kini, masyarakat justru dianjurkan untuk mengenakan masker saat berada di tempat umum untuk menghindari terjadinya penularan.

Bahkan, untuk kebijakan ini, Singapura akan mendistribusikan masker yang bisa dipakai berulang kali pada Minggu (5/4/2020).

Baca Juga: Waspada Para Wanita! Sekilas Memang Tampak Biasa, Tapi Hal-hal Ini Ternyata Bisa Jadi Pertanda Pria Alami Puber Kedua

"Kami sekarang berpikir bahwa ada beberapa kasus di tengah masyarakat yang tidak terdeteksi, meskipun mungkin tidak banyak," kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dikutip dari SCMP ( 3/4/2020).

"Kami sekarang juga memiliki bukti bahwa seseorang yang terinfeksi bisa tidak menunjukkan gejala tapi tetap menularkan virus kepada yang lain.

Untuk itu kami tidak akan lagi melarang orang memakai masker," lanjut dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cegah Penularan Virus Corona, WHO Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker di Tempat Publik

Artikel Terkait